Wednesday, 12 November 2014

Dan Kramer Pun Turut Membantu (Dortmund)

Seringkali rencana yang telah disusun tidak berjalan sesuai kenyataan yang terjadi, bagi Borussia Dortmund situasi tersebut sangatlah nyata.

Sejak bangkit dari bangkrut, membangun kembali klub dan berada di bawah arahan Juergen Klopp, Dortmund sukses menghadirkan warna baru selain merah Bayern Muenchen yang mendominasi Bundesliga.

Pemain-pemain seperti Mario Goetze, Robert Lewandowski, Ilkay Gundogan, Shinji Kagawa, Jakub Blaszczykowski dan Marco Reus pun menjadi identik dengan Dortmund asuhan Klopp yang menjuarai liga Jerman dua musim berturut-turut di 2010/2011 dan 2011/2012.

Akan tetapi, masa indah tersebut perlahan menjadi kelabu seiring usaha Bayern untuk mendapatkan kembali status mereka sebagai klub terbaik di Jerman dan kekuatan Dortmund mulai melemah imbas ditinggalkan pemain andalan mereka satu per satu, hingga puncaknya berada di musim panas tahun ini ketika top skorer die Schwarzgelben beberapa musim terakhir angkat kaki ke die Rotten. Lewandowski tidak lagi ada di lini depan tim asuhan Klopp.

Apakah hal tersebut menjadi masalah besar? Mungkin iya, mungkin tidak. Seperti musim yang sudah-sudah, pemain yang pergi digantikan oleh pemain lain. Toh, kekuatan utama Klopp adalah sistem yang telah ia buat, permainan menekan dengan gegenpressing dan bila satu puzzle hilang maka yang ia akan lakukan adalah mencari potongan puzzle lain.

Walau harus diakui, Henrikh Mkhitaryan mungkin tidak seberbakat Goetze, dan Ciro Immobile, jelas ia punya kemampuan mengingat statusnya sebagai pencetak gol tersubur Serie A musim lalu, masih beradaptasi dengan lingkungan barunya. Namun, Ada Pierre-Emerick Aubameyang yang semakin solid di lini depan Dortmund. Begitu juga dengan kembalinya Kagawa dari Manchester United yang dapat diandalkan untuk memberikan umpan-umpan terobos yang tajam.

Jelas jika dibandingkan dengan Bayern maka Dortmund tidak berada dalam kekuatan yang setingkat. Pada beberapa musim terakhir, dapat dikatakan performa terbaik kedua klub tampak pada musim 2012/2013 dan hasil final Liga Champions musim itu sudah menentukan siapa yang berhak menyombongkan diri mereka sebagai yang lebih superior.

Namun demikian, sejak saat itu Reus dan kawan-kawan belum sanggup memperlihatkan permainan yang sama. Permainan dengan pressing intens dan operan dinamis yang bahkan dapat membuat klub sekelas Real Madrid berkeringat dingin.

Cuma Dortmund tidak perlu khawatir, karena memang Bayern saat ini tidak lagi pantas berada di Bundesliga. Justru aneh jika FC Hollywood gagal memuncaki kompetisi domestik dengan segala sumber daya yang mereka miliki. Hanya saja, tidak berarti klub yang bermarkas di Signal Iduna Park itu inferior dari Schalke 04, Bayer Leverkusen, atau Eintracht Frankfurt. Kenyataannya? Mereka terancam terdegradasi dengan menjadi juru kunci saat kompetisi hampir memasuki sepertiga musim.

Mats Hummels bingung menanggapi buruknya lini belakang Dortmund, Klopp pun menyatakan hal yang sama. Permainan mereka tidak sepenuhnya buruk, pemain mereka juga, seperti yang dikatakan di atas, ada di atas rata-rata. Meski demikian, sebelum bertemu dengan Borussia Moenchengladbach di spieltag ke-11 Dortmund hanya mendapatkan satu poin dari tujuh pertandingan terakhir di Bundesliga.

Banyak pihak mengira Dortmund belum sanggup memperbaiki performa ketika menjamu Moenchengladbach, yang sejauh musim ini berjalan menjadi klub yang paling mengancam Bayern, tapi yang malah terjadi adalah sebaliknya.

Sejak menit pertama, Dortmund langsung mengancam gawang tim tamu. Reus, Mkhitaryan, Aubameyang bergantian mendapatkan kesempatan. Bahkan yang namanya belakangan disebut sempat mencetak gol akrobat jika tidak dalam posisi offside. Ketika pertandingan memasuki jeda, tuan rumah sukses melakukan sembilan tembakan yang mengarah ke gawang tapi masih berhasil diselamatkan Yann Sommer atau diblok pertahanan Moenchengladbach.

Sebagai salah satu tim yang tengah bertengger di papan atas, ada kemungkinan anak-anak asuhan Lucien Favre menghadirkan balasan di babak kedua. Sah-sah saja bila memerkirakan bahwa pria asal Swiss itu melihat kelemahan dalam performa dominan Dortmund di babak pertama dan menyiapkan strategi balasan.

Ternyata hal tersebut tidak pernah terjadi. 45 menit kedua yang dimainkan menegaskan apa yang seharusnya ditampilkan Dortmund selama 10 pertandingan sebelumnya. Pasukan hitam kuning menyengat seperti rombongan lebah, yang sayangnya tidak juga berhasil menceploskan bola ke gawang Sommer. Seakan ada tembok tidak terlihat yang menghalau terjadinya gol.

Sampai terjadi salah satu gol terbaik, atau terburuk (?), yang pasti akan masuk highlights Bundesliga musim ini saat Christoph Kramer mencetak gol bunuh diri yang indah dari hampir setengah lapangan.

Satu gol tidak membuat Dortmund puas, mereka mencium bahwa lawannya sedang terluka dan ingin menghabisinya. Tapi apa boleh buat setelah melakukan 22 tembakan pada akhirnya mereka gagal mencetak satu gol pun, dengan catatan Moenchengladbach dibuat tidak berkutik dengan gagal melakukan tembakan mengarah ke gawang Roman Weidenfeller.

Klopp tidak ambil pusing, asalkan ia mendapatkan tiga poin. "Kami akhirnya mendapat dua digit poin," kata mantan pelatih Mainz 05 itu usai pertandingan. Ia juga menanggapi situasi dengan enteng ketika mengingatkan Kramer menjadi bagian sejarah dari Dortmund.

Gol bunuh diri yang hampir mustahil dari Kramer itu melayang sejauh 45 meter, lebih spesial lagi,selain karena jaraknya yang terlampau jauh, bahwa pemain yang mencetak gol adalah pemain andalan Moenchengladbach yang tengah hangat dibicarakan. Bukan Martin Stranzl, bukan pula Tony Jantschke, dan bukan Sommer yang posisinya paling dekat gawang, tapi Kramer.

Mungkin saja merupakan hadiah dari semesta setelah semua usaha keras yang dilakukan Dortmund untuk mengubah peruntungan mereka.

Setelah berulang kali mengetuk, malah mungkin sudah menggedor-gedor, pintu rumah Dewi Fortuna, keberuntungan berpihak kepada Dortmund. Runner-up liga musim lalu itu keluar dari zona merah, walau sangat tipis, dan siap membuka lembaran baru.

Mungkinkah ini menjadi tanda akhirnya musim Dortmund baru dimulai? Siapa tahu, lagi pula Dia bekerja dengan cara yang misterius dan membingungkan. Semembingungkan bagaimana awalnya Dortmund bisa ada di posisi terbawah Bundesliga.

No comments:

Post a Comment