English-German classic encounter, we know who's the winner anyway. |
Marca memang menuliskan perempat final Liga Champions kali ini adalah yang terbaik, memuat semua tim yang tampil bagus di liga masing-masing, PSG, Atletico, Real Madrid, Chelsea, Bayern Munich dan di antara mereka terselip Man. United. Seperti David Nalbandian di antara Roger Federer, Novak Djokovic dan Rafael Nadal, apa yang bisa dia lakukan? Kemungkinan besar hanya melengkapi jumlah pemain.
Lalu beberapa hari kemudian, Jumat, tibalah hari pengundian tim. Kemudian seorang teman, pendukung Arsenal, dengan antusias memberitahu Man. United akan bertemu Bayern. Twitter pun menggila, Setan Merah bertemu Si Merah, tidak ada kesempatan.
Semua yang bisa menggunakan akal sehat tentu sadar akan itu, bila boleh memilih lawan yang saya anggap paling realistis adalah Borussia Dortmund. Belakangan performa mereka sedang jalanan di Tangerang Selatan yang ditinggal walikotanya bolak-balik ke pengadilan, pendeknya, kurang sedap dipandang.
Namun apa mau dikata, lawan sudah ditentukan, Man. United akan melawan Bayern. Sekadar saran, bila ada dari Anda yang masih berharap Moyes bisa mengalahkan Guardiola maka ada baiknya Anda tetap tidur, mimpi Anda mungkin dapat mengabulkannya, mungkin. Dan jangan sekali-kali menyinggung tentang apa yang terjadi di Barcelona pada 1999.
Tapi di antara semua yang akan berjalan buruk bagi Man. United tetap punya hal positif untuk dinanti. Pertama, kebobolan hanya menghentikan menit bermain. Menit pertama, 15, ujung babak pertama, awal babak kedua, cepat atau lambat kita semua tahu Mario Mandzukic akan mencetak gol ke gawang David De Gea, untungnya jika hal itu tidak terjadi tebak siapa yang akan tertawa terbahak-bahak?.
Kedua, Man. United tidak perlu bersusah payah mendominasi permainan. Bahkan Manchester City pun tidak bisa melakukannya, tidak ada yang akan menyalahkan Wayne Rooney Cs. bila penguasaan bola berada di tangan Bayern, Guardiola sangat ahli dalam membuat tim asuhannya melakukan hal tersebut dan mengingat apa yang sudah-sudah melawan Barcelona, Anda bisa membayangkan sendiri, dan jika hal itu tidak terjadi tebak siapa yang akan tertawa terbahak-bahak?
Ketiga, percuma bicara tentang "Never Say Die United". Lupakan ingatan indah Anda tentang Man. United di era Sir Alex Ferguson, Anda kini bersama Moyes. Ditambah dengan laga pertama terjadi di Old Trafford, harapan terulangnya momen melawan Olympiakos sangatlah kecil, mikroskopik.
Yang justru lebih mungkin terjadi, jika entah bagaimana leg pertama memihak pada The Red Devils, Bayern akan membalikkan hasil tersebut di Allianz Arena, dengan penguasaan bola di atas 60%, operan terobos Thiago Alcantara, tembakan jarak jauh Toni Kroos, pemanfaatan ruang dari Thomas Muller, over-lap David Alaba, tapi jika hal itu tidak terjadi tebak siapa yang akan tertawa terbahak-bahak?
Siapa? Bukan pendukung Man. United tentunya, kekalahan ke-10 di Old Trafford dari rival sekota mereka (26/3) membuktikan apa yang ada di atas ini memang skenario yang akan terjadi. Sudah saatnya kalimat pamungkas, "lihat musim depan", diucapkan. Sekarang pun mungkin sudah terlalu terlambat.
No comments:
Post a Comment