Sebelum leg pertama perempat final
Liga Champions di Old Trafford dimainkan saya teringat bagaimana
teman-teman saya mengucapkan "bela sungkawa" mereka setelah undian
mempertemukan Manchester United dengan Bayern Munich.
Pertemuan dengan Bayern seakan menjadi hukuman mati, setidaknya begitu menurut teman lainnya yang merupakan suporter Arsenal. Dua musim berturut-turut tim kesayangannya tersingkir oleh Die Roten, tentu dia lebih dari paham bagaimana perasaan pendukung Man. United ketika dihadapkan dengan sang juara bertahan.
Belum lagi bila membahas tidak meyakinkannya permainan Man. United musim ini. Dari rekor menghadapi empat tim teratas Premier League, The Red Devils hanya sekali menang, atas Arsenal, bagaimana jadinya melawan Bayern yang musim ini sangat mendominasi Bundesliga? 53 pertandingan tidak terkalahkan berturut-turut, yang benar saja!
Terlepas dari kekhawatiran para pendukung Man. United, Moyes ternyata punya jawabannya sendiri.
Sadar tidak bisa mengungguli Bayern dalam urusan penguasaan bola, Moyes membiarkan bola di kaki pasukan Pep Guardiola dan menumpuk lima pemain di lini tengah dengan Wayne Rooney tampil sebagai ujung tombak serangan balik untuk menghadapi tujuh gelandang yang diturunkan tim lawan.
Moyes membuat permainan yang diterapkan Man. United simpel: tahan serangan Bayern, berikan kepada Rooney dan biarkan Danny Welbeck berlari mengejar bola. Melihat FC Hollywood harus melayangkan delapan tembakan dari luar kotak penalti dan hanya satu dari total 16 percobaan yang bersarang di gawang David De Gea, sah-sah saja menyatakan pertahanan Setan Merah menjalankan tugasnya dengan baik.
Bahkan skema tersebut hampir melambungkan Moyes ke langit ketujuh saat Rooney membuat Welbeck berada dalam kesempatan emas satu lawan satu dengan Manuel Neuer, yang kemudian terbuang percuma karena penyelesaian amatir anak lokal Greater Manchester tersebut.
Man. United yang dianggap sebagai underdog di laga ini tentu mendapatkan kemenangan moral. Hiburan setelah membuktikan diri mereka lebih dari sekadar pelengkap di perempat final, walau pada kondisi sebenarnya Bayern tetap diunggulkan berkat gol tandang mereka.
Selain agregat, hal lain yang membuat saya kian khawatir adalah kemampuan Guardiola membaca situasi dan membuat tim asuhannya beradaptasi untuk meraih kemenangan. Ketika banyak pihak merasa kesuksesannya saat menangani Barcelona diraih berkat bakat luar biasa para pemainnya, Andy West bersikeras pemuka sepak bola aliran La Masia itu dianugerahi bakat observasi luar biasa yang membuatnya unggul dibanding manajer lain.
Sejalan dengan keraguan saya terhadap Moyes dapat memberikan kejutan lain bersama Man. United pada leg kedua, semakin jelas hasil seri ini hanya kemenangan pertempuran kecil dan perang besarnya menanti di Allianz Arena.
Pertemuan dengan Bayern seakan menjadi hukuman mati, setidaknya begitu menurut teman lainnya yang merupakan suporter Arsenal. Dua musim berturut-turut tim kesayangannya tersingkir oleh Die Roten, tentu dia lebih dari paham bagaimana perasaan pendukung Man. United ketika dihadapkan dengan sang juara bertahan.
Belum lagi bila membahas tidak meyakinkannya permainan Man. United musim ini. Dari rekor menghadapi empat tim teratas Premier League, The Red Devils hanya sekali menang, atas Arsenal, bagaimana jadinya melawan Bayern yang musim ini sangat mendominasi Bundesliga? 53 pertandingan tidak terkalahkan berturut-turut, yang benar saja!
Terlepas dari kekhawatiran para pendukung Man. United, Moyes ternyata punya jawabannya sendiri.
Sadar tidak bisa mengungguli Bayern dalam urusan penguasaan bola, Moyes membiarkan bola di kaki pasukan Pep Guardiola dan menumpuk lima pemain di lini tengah dengan Wayne Rooney tampil sebagai ujung tombak serangan balik untuk menghadapi tujuh gelandang yang diturunkan tim lawan.
Moyes membuat permainan yang diterapkan Man. United simpel: tahan serangan Bayern, berikan kepada Rooney dan biarkan Danny Welbeck berlari mengejar bola. Melihat FC Hollywood harus melayangkan delapan tembakan dari luar kotak penalti dan hanya satu dari total 16 percobaan yang bersarang di gawang David De Gea, sah-sah saja menyatakan pertahanan Setan Merah menjalankan tugasnya dengan baik.
Bahkan skema tersebut hampir melambungkan Moyes ke langit ketujuh saat Rooney membuat Welbeck berada dalam kesempatan emas satu lawan satu dengan Manuel Neuer, yang kemudian terbuang percuma karena penyelesaian amatir anak lokal Greater Manchester tersebut.
Man. United yang dianggap sebagai underdog di laga ini tentu mendapatkan kemenangan moral. Hiburan setelah membuktikan diri mereka lebih dari sekadar pelengkap di perempat final, walau pada kondisi sebenarnya Bayern tetap diunggulkan berkat gol tandang mereka.
Selain agregat, hal lain yang membuat saya kian khawatir adalah kemampuan Guardiola membaca situasi dan membuat tim asuhannya beradaptasi untuk meraih kemenangan. Ketika banyak pihak merasa kesuksesannya saat menangani Barcelona diraih berkat bakat luar biasa para pemainnya, Andy West bersikeras pemuka sepak bola aliran La Masia itu dianugerahi bakat observasi luar biasa yang membuatnya unggul dibanding manajer lain.
Sejalan dengan keraguan saya terhadap Moyes dapat memberikan kejutan lain bersama Man. United pada leg kedua, semakin jelas hasil seri ini hanya kemenangan pertempuran kecil dan perang besarnya menanti di Allianz Arena.
No comments:
Post a Comment