Surely scoring for fun |
Cerutu Kolombia, kopi Kolombia, kokain Kolombia.....pesepakbola Kolombia?
Kolombia bukanlah sebuah negara yang antah berantah. Banyak alasan yang membuat Kolombia terkenal. Dari segi geografis saja Kolombia mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis. Bisa dibilang Kolombia ini seperti nasi campur, semua ada. Hutan Amazon masih termasuk menjadi bagian, begitu juga dengan pegunungan Andes dan laut Karibia. Agrikultur negara ini pun terkenal mendunia. Siapa tidak kenal dengan nama besar kopi Kolombia, apalagi cerutu Kolombia yang tampak nikmat, ah jangan lupa juga kokain Kolombia!
Bagaimana dengan persepakbolaannya? Setidaknya mereka pernah juara Copa America satu kali.
Di bagian Amerika Selatan Kolombia bukanlah produsen pemain sepakbola seperti Brazil, Argentina atau Uruguay bukan berarti membuat mereka miskin bakat sepak bola. Sebut saja nama Cordoba dari Inter, si rambut singa Valderrama, bek tua Milan Yepes, Rodallega juga kelahiran Kolombia, siapa yang bisa melupakan Juan Pablo Angel! Lalu ada kisah tragis Andres Escobar dan pemain Kolombia favorit saya, Rene Higuita, the Scorpion Kick. Prestasi sepakbola Kolombia bisa dibilang tidak buruk. Memang mereka pernah menang Copa America di tahun 2001 (dengan catatan) tetapi beberapa kali berhasil kualifikasi masuk Piala Dunia hanya berstatus sebagai tim pelengkap. Tapi kali ini ada sesuatu yang berbeda di DNA tubuh timnas Kolombia.
Dilatih oleh Pekerman, saya ingat manajer ini karena laga Argentina kontra Jerman di PD 2006, laju Kolombia terbilang bagus dengan berhasil menempati posisi ketiga berjarak empat poin dari pemuncak klasemen. Mereka bahkan diatas sensasi PD 2010 lalu,Uruguay, yang kini menjadi tim pesakitan setelah juara Copa America. Tidak sekedar posisi tiga di kualifikasi PD 2014, Kolombia kini bertengger di peringkat 9 FIFA. Sepuluh besar. Di atas Perancis juga Brazil. Siapa lagi jika bukan El Tigre, Radamel Falcao, yang telah mencetak lima gol dari lima partai terakhir Kolombia di kualifikasi Amsel menuju Brazil 2014.
Falcao menjadi pahlawan baru Kolombia. Lupakan nama Valderrama sebagai peraih caps terbanyak atau kiper eksentrik, Higuita. Dengan catatan 15 gol (terbanyak di Kolombia 25) rasanya mungkin-mungkin saja Falcao akan mencatatakan namanya di puncak daftar striker terbaik Kolombia.
Berpindah dari Kolombia menuju Spanyol. Falcao yang kini berbaju merah putih berhasil membawa Atletico Madrid untuk menempel ketat Barcelona. Persaingan Madrid dan Barcelona memang sulit terpisahkan tetapi dengan Madrid yang berbeda, siapa sangka? Atletico Madrid hanya berbeda selisih gol dan belum pernah kalah di La Liga. Sama seperti C.Ronaldo dan Messi, Falcao pun menjadi tulang punggung tim yang mencetak 10 dari 22 gol atau setara 45% gol Atletico Madrid berasal darinya, kaki kanan, kaki kiri, kepala, semua bisa.
Sebelum bermain di salah satu liga utama Eropa, La Liga, Falcao sangat impresif bersama Porto untuk meraih treble mereka. Terkadang saya berpikir faktor Falcao lebih berpengaruh daripada kemampuan taktik dari Andres Villas-Boas yang menjadikan mereka raja di Eropa (kasta dua). Bermain selama tiga musim bersama The Dragons Falcao mempunyai rata-rata 1,2 gol per pertandingan. Ada sedikit cerita bahwa pemain ini hampir saja berlabuh di Feyenoord bila tidak dicegah oleh River Plate. Dengan bermain di La Liga kini semua orang di dunia bisa melihat gaya permainannya dan memang tidak salah jika dia dianggap sebagai salah satu striker kotak 16 terbaik untuk saat ini.
Kita tunggu dia berlabuh di klub besar, tanpa maksud meremehkan Atletico. Terlebih lagi ketika Chelsea masih merindukan kehadiran Drogba sebagai penggedor utama mereka dan performa Torres belum juga memuaskan kebutuhan gol The Blues. Bagi Falcao permainan cepat nan menguras fisik seperti Premier League tampaknya bukan suatu kendala, lagipula orang inilah yang memupus perlawanan The Blues dari Atletico Madrid di UEFA Super Cup 2012 dengan hattricknya.
Falcao tukar Torres? Pas.
No comments:
Post a Comment