Saturday, 21 April 2012

Magpies, Selangkah Menuju Eropa

Twin headed spear

Bagi para penggemar EPL tentu tidak salah jika pada awal musim mengatakan Spurs akan kembali bersaing ketat dengan Arsenal, Chelsea dan Liverpool untuk mendapatkan tiket ke Eropa. Setiap orang boleh mengatakan prediksi masing-masing namun kenyataan terkdang berjalan berbeda. Spurs yang sempat bertahan di posisi ketiga dan mengendus MU hingga berbeda 5 poin ternyata tidak dapat mempertahankan penampilan terbaik mereka.

Tentu kita semua tahu posisi satu dan dua milik kota Manchester. Hal ini menyisakan dua tiket lagi bagi klub Inggris untuk berlaga di Eropa. Bagi Arsenal meskipun pada awal musim sempat tertatih namun berkat etos RVP yang tidak kenal lelah dan permainan brilian Rosicky yang telah lama dinantikan publik Emirates membuat mereka kandidat terkuat selain duo Manchester untuk meraih tiket UCL.

Sisanya, King Kenny tampak tidak dapat membawa Liverpool pada form akhir musim lalu hingga mereka kini terdampar jauh dari zona UCL. Chelsea dengan manajer muda asal Portugal mereka tampak bermain setengah hati--walau hal itu berubah sejak Di Matteo mengambil alih--Spurs pun sebelas dua belas, ketergantungan terhadap Bale hingga menempatkan dia agak terlalu kedalam justru membuatnya tidak tampil maksimal. Tapi siapa sangka, pasukan Alan Pardew tampil sebagai kuda hitam mengejutkan pesaing mereka untuk mengambil alih tiket terakhir tersebut.

The Magpies yang sempat merasakan turun kasta selama semusim ke Divisi Championship pada tahun 2009 memiliki komposisi pemain yang unik. Tidak ada pemain yang benar-benar menjadi bintang menjadikan mereka saling mengisi kekurangan Newcastle sebagai sebuah tim. Pemain yang mengerti betul bagaimana berperan dalam posisi masing-masing hingga membuat kesatuan yang solid.

Krul berhasil menggantikan posisi kiper andalan sepeninggal Shay Given, begitu juga dengan Santon yang kian mantap membuat Toon Army lupa dengan Jose Enrique. Coloccini pun tampil memenuhi ekspektasi publik St. James Park atau kini dikenal dengan Sports Direct Arena sebagai kapten tim kebanggaan mereka. Lini tengah dengan kombinasi Cabaye-Tiote sebagai creator-breaker mampu menjalankan skema permainan yang diinginkan.

Hal menarik terjadi pada ujung tombak Newcastle. Jika pada awal musim Demba Ba menjadi momok mengerikan bagi bek lawan namun melempem saat memasuki tahun 2012, maka sejak paruh kedua musim ada Papiss Cisse yang tampil sempurna sejak kepindahannya dari Freiburg pada transfer window musim dingin tersebut dan dua striker ini ditopang oleh Ameobi yang selalu siap dari bangku cadangan.

Faktor terakhir dan mungkin menjadi paling penting, Ben Arfa.  Kembali dari cedera panjang musim lalu kini permainan jebolan Clairefontaine dan eks-Lyon tersebut kian menanjak. Terbukti dirinya mampu memimpin inisiatif penyerangan Newcastle dengan goal solo-run menakjubkan ke gawang Blackburn dan Bolton.

Memang Liga Inggris belum selesai namun jika Tottenham tidak bisa bangkit dari keterpurukan dan Newcastle mampu mempertahankan form seperti sekarang jalan menuju Eropa sudah tampak di depan mata. Suporter Newcastle yang merindukan masa kejayaan mereka sejak era Alan Shearer dapat kembali tersenyum mengingat indahnya kenangan bersama topskorer sepanjang masa mereka dahulu. Siap menuju Eropa, Newcastle?

No comments:

Post a Comment