Perebutan titel juara jago tinju Asia Tenggara 2012 |
Silahkan saksikan tarung tinju 9 ronde antar dua petinju kelas bulu memperebutkan gelar juara Asia Tenggara!
Sebagai tuan rumah dan sang juara bertahan dari sudut biru, sambutlah Pakcik Mohammad Barammudin, biasa dipanggil Udin. Lawannya berasal dari sudut merah Thailand, Teeratep Waratoi, biasa dipanggil Atep.
Dengan derasnya dukungan terhadap Udin di kandang sendiri petinju Malaysia pun lebih aktif bergerak menekan petinju Thailand mengejar kesana kemarin walau biasanya gaya bertinju Udin lebih banyak bertahan menggunakan double arm block lalu melakukan straight jarak jauh mematikan yang membuat lawannya K.O. Namun bukan petinju Thailand namanya jika baru segitu saja sudah kerepotan. Sering menekan membuat tangan kanan Udin beberapa kali telat terangkat untuk melindungi badannya dan disitulah jab kiri Atep beberapa kali masuk meskipun tidak telak. Meski Atep tidak terkena pukulan yang mematikan rasanya juri akan tetap memberi ronde pertama untuk Udin.
Memasuki ronde kedua, petinju Thailand berhasil membuat satu pukulan telak ke wajah Udin namun jagoan tuan rumah masih sanggup berdiri. Atep menjadi percaya diri dan mulai mengeluarkan jab-jab cepat yang memaksa Udin memasang double arm block andalannya. Tentu di ronde kedua juri sepakat memberi poin untuk petinju Thailand.
Kedua petinju menunjukkan mengapa mereka pantas masuk ke semifinal. Baik Malaysia dan Thailand terlihat mulai memahami karakter lawan mereka masing-masing. Tidak mau kalah dihadapan pendukung sendiri, trainer Rajagapol dengan tenang dan sabar meingstruksikan petinjunya untuk berani meladeni petinju Thailand. Kontras di sudut merah, Wilfred trainer Atep berkebangsaan Jerman lebih ekspresif dan meledak-ledak.
Di ronde keempat Udin dan Atep lebih bamyak bertukar pukulan, pertarungan menjadi lebih terbuka. Gaya Udin yang khas counterpuncher mulai merepotkan Atep. Satu momen ketika ronde empat tersisa dua puluh detik, sisi kiri petinju berjuluk Gajah Putih ini lengah dan hook kanan telak mendarat di wajah Atep. Boom! Atep pun terjatuh.
Segera saat memulai kembali di ronde lima Wilfred memberi instruksi kepada Atep.Sebelumnya tidak pernah jatuh lebih dulu. Jelas setelah itu Atep lebih agresif, sudah seharusnya sebagai petinju yang bergaya in-fighter dia lebih banyak mengambil inisiatif. jab-jab-hook kanan diulang sekali dua kali. Udin sedikit kewalahan meski belum ada tinju Atep yang benar-benar bersih mengenai lawannya. Meski di ronde lima Atep lebih unggul dia masih tertinggal karena sempat mencium kanvas di ronde sebelumnya.
Tidak mau kalah, begitu memasuki ronde keenam Udin mengejutkan Atep melalui straight keras. Atep masih sanggup mengelak dan kemudian menjaga jarak. Saat pertengahan ronde enam Atep kembali berusaha menjatuhkan Udin, dia pun melancarkan uppercut yang tipis menyerempet dagu Udin. Telat sedetik saja dia pasti terhempas mendarat di tengah ring. Kini Atep merasakan momentumnya dengan terus-terusan menekan tapi pertahanan blok dua tangan Udin tidak kalah begitu saja.
Bel tanda ronde ketujuh pun dibunyikan. Hanya tersisa tiga ronde untuk membalikkan keadaan bagi sang tamu. Atep mati-matian menekan lawannya untuk mencari ruang bagi pukulannya. Penonton masih mengelu-elukan nama Udin sebagai bentuk dukungan. Selangkah demi selangkah Atep mulai mengejar tidak menyisakan ruang bagi Udin. Saat bel berbunyi menandakan ronde tujuh menyisakan 10 detik terakhir akhirnya straight kiri Atep masuk telak mengenai Udin! Wasit sempat menghitung hingga tujuh sebelum Udin bangun kembali dan meneruskan pertarungan.
Di ronde kedelapan tidak dipungkiri tubuh kedua petinju yang bertanding dengan tempo cepat ini mulai terkuras stamina. Tercatat satu pukulan Udin sempat mengenai rusuk Atep tapi pria Thailand itu tidak goyah meski efeknya pasti terasa. Selain pukulan tersebut tidak banyak hal yang terjadi di ronde ini. Agaknya kedua petinju diinstruksikan menyimpan tenaga untuk habis-habisan di ronde terakhir.
Akhirnya ronde terakhir! Atep dan Udin sama-sama berjuang mati-matian hingga titik darah penghabisan. Tidak ada taktik hanya refleks yang saling beradu. Pukul balas pukul sampai kaki kedua petinju tersebut mulai goyah hanya tersisa tekad menjadi juara dan hadiah juara yang sanggup membuat mereka berdiri disana. "Terus, terus!" terdengar Rajagapol yang kalem juga mulai panas. Sayang bel akhir terlalu cepat terdengar dan kedua petinju masih berdiri di tengah ring.
Tidak ada pilihan, tiga juri memberi nilai sama kuat bagi Mohammad Barammudin dan Teeratep Waratoi. Seri!
No comments:
Post a Comment