Friday, 25 December 2015

[FPL] Pre-Gameweek Boxing Day: Awas Rotasi!


"Selain bicara individu, performa klub yang tengah menanjak seperti Bournemouth, Newcastle, Watford, Crystal Palace, dan pemuncak klasemen Leicester akan diuji kedalaman skuadnya."


Boxing Day 2015/2016 akhirnya tiba juga dan mensiasati rotasi pemain dalam tiga GW ke depan yang teramat sibuk akan jadi kunci melewati peringkat para manajer FPL lainnya.

Di GW 17 pemain-pemain template terbukti dapat diandalkan, paling tidak untuk mengungguli poin rata-rata FPL, namun para pemain yang sama terus bermain selama 270 menit? Bahkan Park Ji-Sung yang memiliki tiga paru-paru sulit melakukannya.

Bukan hanya rotasi dalam tim jadi tantangan, mempertahankan performa yang tinggi dalam jadwal yang menuntut stamina pun semakin mempersulit pemain pilihan manajer-manajer FPL.

Selain bicara individu, performa klub yang tengah menanjak seperti Bournemouth, Newcastle, Watford, Crystal Palace, dan pemuncak klasemen Leicester akan diuji kedalaman skuadnya. Sanggupkah mereka meneruskan tren dan mempertahankan posisi dalam skuat utama manajer-manajer FPL?

Boleh nih
Romelu Lukaku (£ 9,3)
Lukaku sejauh ini telah bekerja keras memimpin lini depan tim asuhan Roberto Martinez dan lagipula Everton bukan seperti punya penyerang lain untuk diandalkan. Pria berpaspor Belgia ini juga sudah mencetak 8 gol dari 7 GW terakhirnya. Mengejar rekor rentetan gol Jamie Vardy selama 11 GW rasanya bisa jadi motivasi yang bagus. Berharap saja ia punya tenaga cadangan untuk terus tampil prima seperti itu.

Aaron Ramsey (£ 8,1)
Di GW yang lalu Ramsey hanya berkontribusi dengan bermain 90 menit saat Arsenal menang 2-1 atas Man. City . Itu yang tertulis di atas kertas catatan FPL. Namun gue setuju dengan Whoscored yang memberikannya rating 7,5 (salah satu penampil terbaik di laga itu). Kini melawan Southampton yang sedang masuk angin, kemudian Bournemouth dan Newcastle, Rambo yang hanya dipilih oleh 5% manajer-manajer FPL tentu punya kans besar menambah catatan 3 gol dan 1 asis miliknya.

Dele Alli (£ 5,2)
Nama terakhir dalam daftar ini, bukan Odion Ighalo atau pemain lain dari Watford (Chelsea, Tottenham, dan Man. City masuk dalam daftar tunggu lawan the Hornets), tapi Alli. Gelandang ini memang baru mengumpulkan 67 poin, namun dengan harga rendah Alli yang sering membantu serangan Tottenham telah meraih 23 poin dari 3 GW terakhir sejak kembali dari suspensi kartu. Murah dan meriah, kenapa tidak?

Captain material!
Riyad Mahrez (£ 7,1)
Laga tandang ke Anfield, kemudian menjamu Kun Aguero dan kawan-kawan dalam kurun waktu tiga hari jelas bukan tugas mudah. Bagi siapapun. Walau demikian, 6 gol pada 3 GW terakhir juga bukan catatan main-main. Setiap musim ada saja pemain yang tidak akan digeser dari skuat FPL, seperti Luis Suarez di 2013/2014 dan Eden Hazard musim lalu, kali ini tampaknya jadi momen bagi eks Le Havre ini.

Untuk tambahan, Mahrez kini telah mengoleksi 20 gol sehingga menjadi pemain paling tajam ketiga dari lima liga top Eropa, hanya kalah dari Pierre-Emerick Aubameyang (22) dan Zlatan Ibrahimovic (21). Ya, bahkan lebih bagus dari "dua pemain itu".

Thursday, 24 December 2015

[FPL] Post-Gameweek 17: Main Template Sudah Aman


" (...) template Dream Team ini sanggup mencapai 79 poin, itu saja sudah jauh lebih baik dibandingkan rata-rata 59 poin di GW 17 (...)"


Ada kalanya para manajer FPL berpikir terlalu banyak dan gagal mendapatkan poin maksimal dengan pilihan pemain-pemain diferensial mereka. Seperti di GW 17.

Bukan sains roket untuk mengetahui siapa-siapa saja yang unggul di FPL, jika kita lihat Dream Team FPL musiman hingga GW 17 aktornya jarang berubah dan sampai tengah musim formula memilih pemain template tampaknya menjadi cara yang tepat.

Dengan formasi 3-5-2, Dream Team ini memunculkan nama Heurelho Gomes (8 poin) yang sukses membuat Liverpool frustasi dan menambah jumlah clean sheet-nya. Toby Alderweireld (6 poin) pun turut membantu Tottenham sehingga tidak kebobolan.

Dari lini tengah Dream Team, hanya Georginio Wijnaldum yang gagal menjawab harapan meraih poin, sementara itu Mesut Ozil (11 poin) membawa Arsenal menang atas Manchester City dengan 2 asis, Ross Barkley (9 poin) juga memberikan 2 asis (punya jumlah poin bonus lebih sedikit dari Ozil), dan bintangnya Eden Riyad Mahrez (15 poin) hasil 2 gol ke gawang Everton.

Trio penyerang; Jamie Vardy (8 poin), yang meski tidak mencetak gol tetap berbahaya di lini depan dan mencatatkan 2 asis, Odion Ighalo (13 poin), benar-benar membuat dirinya semakin sulit untuk tidak dipilih masuk tim Anda setelah 2 gol ke gawang Liverpool di GW 17, dan Romelu Lukaku (6 poin), yang sudah 7 GW konsisten mencetak gol ,tidak ketinggalan berpesta. 

Kecuali untuk Chris Smalling (1 poin) dan Scott Dann (2 poin), template Dream Team ini sanggup mencapai 79 poin, itu saja sudah jauh lebih baik dibandingkan rata-rata 59 poin di GW 17 dan dengan mudah menempatkan Anda di atas sejuta manajer FPL lainnya dalam peringkat mingguan.

Sementara Kun Aguero, Kevin de Bruyne, Philippe Coutinho, dan Andre Ayew sedang libur, pemain-pemain template ini pantas di-scout lebih lanjut. Atau angkut saja semua satu tim, harga sepaketnya hanya £ 77,7!

Thursday, 10 December 2015

[FPL] Pre-Gameweek 16: Meriam Arsenal Tengah Panas


"Bahkan sepanjang 2015 Arsenal melesakkan sembilan gol ke gawang Villa tanpa satu gol pun berbalas."


GW 15 menjadi pengingat bahwa tim papan bawah Premier League juga sanggup berbicara ketika Newcastle menang meyakinkan atas Liverpool, tapi bukan manajer FPL namanya bila tidak berani kembali mengambil risiko di GW 16.

Sejumlah pertandingan menarik perhatian manajer-manajer FPL di GW 16. Ada potensi meraup banyak poin saat Man. City menjamu Swansea, Tottenham menerima lawatan Newcastle, dan Everton yang bertamu ke Carrow Road. Begitu juga ketika Arsenal melawan Aston Villa.

Arsenal akan bertandang ke Villa Park dan rekor the Gunners bagus saat menghadapi Aston Villa dengan lima kemenangan dari enam pertandingan terakhir. Tim asuhan Arsene Wenger  hanya kalah sekali saat menutup laga dengan 10 orang dua tahun silam. Bahkan sepanjang 2015 Arsenal melesakkan sembilan gol ke gawang Villa tanpa satu gol pun berbalas.

Bicara soal kondisi terkini juga tidak berpihak bagi Villa. Klub Birmingham yang sejak November ditukangi Remi Garde itu merasakan tiga kekalahan pada lima laga terakhir tanpa sekalipun menang, sedangkan Arsenal tengah tampil apik bermodalkan tiga kali menang dari lima pertandingan terakhir.

Singkat kata, meriam-meriam London utara tengah panas dan dapat jadi pilihan bagus untuk para manajer di GW 16.

Boleh nih
Troy Deeney (£5,2)
Soal Watford menang atau tidak melawan Sunderland bukan hal paling penting. Faktanya the Hornets selalu mencetak gol pada tujuh pertandingan beruntun. Performa Deeney, dan duetnya dengan Odion Ighalo yang efektif, pun sedang terbang tinggi dengan 5 gol dan 2 assists dari enam GW terakhir. Belum lagi jika bicara soal harga, duh, Harry who?

Aaron Ramsey (£8,0)
Kangen dengan gelandang satu ini? Ya, Ramsey sudah kembali dari cedera dan tidak menunggu lama untuk berkontribusi penuh. Ia langsung mencetak 1 gol dan 1 assist pada 90 menit penuh pertamanya di GW lalu (total 13 poin), dan 1 assist lagi di Liga Champions. Peran Ramsey yang lebih bebas bergerak untuk mengisi celah antara gelandang dan penyerang membuat kesempatan mencetak gol di GW 16 jadi besar.

Toby Alderweireld (£5,6)
Newcastle memang mengejutkan pada GW 15 dengan kemenangan 2-0 atas Liverpool, tapi selama tampil di Premier League sejak September Tottenham hanya kebobolan tiga gol saat bermain di White Hart Lane. Menempatkan the Lilywhites sebagai tim dengan pertahanan terbaik kedua, hanya kalah dari Man. United. Alderweireld pun rasanya jadi pilihan yang aman mengingat ia tengah menjadi bek FPL dengan nilai performa terbaik (8.0).

Captain material!
Olivier Giroud (£8,9)
Giroud empat tergeser oleh Theo Walcott di lini depan, namun belakangan kembali dipercaya menjadi meriam utama Arsenal oleh Wenger. Pria Prancis ini memasukkan 4 gol dari enam GW terakhir. Dari segi harga pun ia menjadi alternatif yang baik dibandingkan Harry Kane (£9,7) dan Romelu Lukaku (£9,1).

Buat gue, yang justru menarik perhatian adalah hattricknya dalam kemenangan the Gunners 3-0 atas Olympiakos di Liga Champions. Terlihat kepercayaan dirinya telah kembali, pergerakannya begitu aktif, dan tembakannya sangat tajam. Giroud sukses menjaringkan tiga gol dari empat tembakan ke gawang (100% on target) untuk terpilih jadi Man of the Match di Karaiskakis. Saat Mesut Ozil mencari pemain untuk dioper di Villa Park, playmaker itu tahu harus mengandalkan siapa.

Untuk FPL, mengutip kata @fplhints, "form is key, class doesn't matter"

Tuesday, 8 December 2015

[FPL] Post-Gameweek 15: Hujan Poin di Daerah Pertahanan


"(...) bek-bek diuntungkan bonus poin karena penampilan baik mereka dalam bertahan, atau malah membantu serangan."


Berbeda dengan GW 14 di mana penyerang-penyerang Premier League mendapat sorotan berkat aksi mereka, di GW 15 justru giliran para pemain bertahan yang dihujani poin.

FPL 2015/2016 sekali lagi terbukti menjadi musim dengan rentetan hasil yang sulit ditebak. Liverpool mengalami kemenangan pada dua GW sebelumnya kemudian kalah dari Newcastle, tim asuhan Jurgen Klopp yang membuat Man. City tidak berkutik 1-4 di GW 13 bahkan tidak dapat mencetak gol sama sekali.

Chelsea juga sama. The Blues yang sukses mendapatkan clean sheets pada dua pertandingan beruntun ternyata takluk saat menjamu Bournemouth di Stamford Bridge padahal kiper utama Thibaut Courtois sudah kembali ke starting XI. Begitu juga dengan Man. City yang menembakan peluru kosong ke gawang Jack Butland dan malah dibuat tak berdaya oleh Marko Arnautovic.

Rata-rata jumlah 2,9 gol yang terjadi setiap pertandingan dalam GW lalu menurun menjadi 2 gol saja. Selaras dengan enam clean sheets tercatat, para ujung tombak jagoan FPL memang meredup di GW 15. 

Penyerang-penyerang klub papan atas seperti Man. City, Chelsea, Liverpool, Man. United tidak ada satu pun yang berhasil menjaringkan bola ke gawang. Sebaliknya bek-bek diuntungkan bonus poin karena penampilan baik mereka dalam bertahan, atau malah membantu serangan. Berikut mereka yang memperoleh tambahan poin.

Erik Pieters (Stoke), Cedric Soares (Southampton), Paul Dummett (Newcastle), Danny Simpson (Leicester), Miguel Britos (Watford) termasuk ke dalam daftar itu. Hal yang sama didapat duet Chris Smalling dan Matteo Darmian (Man. United) serta Winston Reid (West Ham) yang menutup laga dengan skor kacamata.

Toby Alderweireld (Tottenham) memang kebobolan tapi assistnya membuat eks Atletico Madrid itu berhak atas bonus poin. Performa Scott Dann (Crystal Palace) bahkan lebih baik dengan kontribusi golnya sebelum Romelu Lukaku menyelamatkan muka Everton di Goodison Park.

Trio Bournemouth melengkapi pemain bertahan yang diberikan bonus. Steve Cook dan Adam Smith bekerja keras membantu Artur Boruc menghalau serangan Chelsea dan mendapatkan imbalan kemenangan bagi the Cherries. Penjaga gawang asal Polandia itu bahkan meraup tambahan dua poin lagi setelah melakukan tujuh penyelamatan yang bahkan memaksa Jose Mourinho berpikir ulang soal targetnya finis di zona Liga Champions.

Walau demikian, ada juga pencetak gol yang mungkin dapat masuk pantauan untuk GW 16, seperti Riyad Mahrez yang kembali tajam, duet Troy Deeney dan Odion Ighalo yang sudah 3 GW berturut-turut selalu berperan menciptakan gol bagi Watford, Lukaku yang melesakkan 6 gol dalam 5 GW beruntun.

Atau bila ingin mencari poin pembeda muncul satu nama lagi saat Aaron Ramsey yang sudah kembali bermain penuh 90 menit. Gelandang yang memberikan satu gol dan satu assist pada GW 15 itu baru dimiliki oleh 2,7% manajer!

Wednesday, 2 December 2015

[FPL] Post-Gameweek 14: Melirik Lini Belakang Chelsea


""Tamparan" di hari terakhir Oktober itu menyalakan kembali mesin-mesin bus biru. Di mana kemudian selama November klub asal London itu hanya kalah sekali dari lima laga."


Musim 2014/2015 pasukan Jose Mourinho sangat dominan di Premier League dan punya rasio kebobolan yang begitu apik dengan jumlah kurang dari 1 gol setiap pertandingan. Pada musim ini catatan gemilang itu masuk ke tong sampah.

Bukan hanya pada 5 GW pertama Chelsea harus rela melihat gawang mereka kemasukkan 12 gol, Branislav Ivanovic yang sukses dengan 179 poin di musim sebelumnya benar-benar kehilangan sentuhan, dan harapan untuk assist atau gol pria asal Serbia itu juga menyublim dari benak para manajer FPL.

Kekacauan pertahanan Chelsea membuat manajer-manajer FPL merasa tertipu dan menukar John Terry, Cesar Azpilicueta hingga Gary Cahill. Aleksandar Kolarov, Toby Alderweireld, Chris "Smaldini" Smalling jadi pengganti yang populer. Perlahan pengawal lini belakang Chelsea terlupakan, dari satu GW ke GW lainnya.

Sepanjang Oktober penampilan Diego Costa dan kawan-kawan tak kunjung membaik. Chelsea memainkan empat GW dan hanya menang ketika bertemu dengan Aston Villa yang belakangan kondisinya tidak lebih baik dari bunga Amarilis; terinjak-injak. Dan the Blues harus puas berkutat di papan bawah klasemen bersama tim-tim seperti Sunderland, Norwich, Newcastle.

Lalu Datang November
Di penghujung Oktober permainan Chelsea yang tengah masuk angin kemudian dihantam keras oleh Liverpool bersama Jurgen Klopp yang menyuntikkan semangat baru ke dalam tim Merseyside tersebut. Eden Hazard cs tumbang 1-3 di Stamford Bridge. Sementara Liverpool kembali memerah, Chelsea kian membiru karena dihujani kritik dan keraguan.

Meski demikian, kekalahan tersebut juga membawa perubahan baik bagi Chelsea. "Tamparan" di hari terakhir Oktober itu justru menyalakan kembali mesin-mesin bus biru. Di mana kemudian selama November klub asal London itu hanya kalah sekali dari lima laga.

Chelsea sukses tampil konsisten di Eropa dan Inggris dengan kebobolan dua gol dari lima laga saja dan mencatatkan 2 clean sheet dari tiga pertandingan Premier League. Kenyataannya gue yang menyimpan salah satu bek Chelsea, Kurt Zouma, di bench pun terasa sepet karena 12 poin di 2 GW terakhir terbuang jadi ampas.

Walau Costa, Hazard, Cesc Fabregas belum memperlihatkan serangan berbahaya Mourinho sadar tim asuhannya hanya perlu satu gol lebih baik dari lawannya dan pertahanan yang solid dapat jadi jalan keluar dari musim buruk mereka. Cara bermain melawan Tottenham Hotspur di GW 14 yang berakhir 0-0 dapat menjadi contoh.

Harry Kane yang belakangan namanya mulai dipercaya untuk mengisi lini depan tim-tim FPL karena torehan 46 poin dalam 4 GW sebelumnya malah kandas di White Hart Lane dan hanya berkontribusi 1 poin. Termasuk gue. Asu!

Bukan sekadar lini belakang yang kian terlihat kompaksi, Asmir Begovic juga ikut bersinar saat melawan pasukan Mauricio Pochettino dan membuat tambahan poin FPL dengan 4 penyelamatan yang dilakukannya. Kiper utama Chelsea Thibaut Courtois pun akan kembali bermain dalam waktu dekat setelah absen sejak 12 September.

Tambahan poin dari lini belakang Chelsea kemungkinan besar berlanjut di Desember. Mengecualikan pertemuan kontra Leicester pada GW 16, The Blues berhadapan dengan lawan-lawan seperti Bournemouth, Sunderland, Watford dan Man. United yang irit gol.

Tanpa perlu penjelasan lebih panjang lagi, add to watchlist: bek-bek Chelsea.

Wednesday, 25 November 2015

[FPL] Post-Gameweek 13: Deulofeu yang Menjanjikan!


"Setelah diganggu cedera pada awal musim yang membuatnya hanya tampil 40 menit sepanjang 4 GW pemain kelahiran Riudarenes itu kini tampak siap diandalkan Roberto Martinez."


Cedera panjang sumber poin FPL West Ham, Dimitri Payet, membuat hampir sejuta orang manajer FPL mencari alternatif gelandang. Buat gue, Gerard Deulofeu jadi pilihan.

Pemilihan Deulofeu untuk menggeser Payet bukan tanpa alasan. Kapten timnas Spanyol U-21 itu sudah memberikan 6 assists dari 11 pertandingan bersama Everton, dan baru saja mencetak 5 gol di kualifikasi EURO U-21 bersama La Furia Roja muda pada tengah pekan. Dari sisi harga pun (6,3) Deulofeu jelas menjadi salah satu pengganti yang dapat diperhitungkan.

Maka, eks Barcelona itulah yang gue pilih. Hasilnya? Bisa ditebak, Deulofeu gagal mencatatkan namanya dalam daftar pencetak gol ataupun assist! Ada momen saat operan deflected Deulofeu dituntaskan oleh Ross Barkley namun Opta juga EPL melihat tindakan tersebut ditujukan kepada Arouna Kone dan bukan kepada si pencetak gol. Alhasil hanya 3 poin yang sukses dikumpulkan Deulofeu.

Belum lagi gue memberikan posisi Ross Barkley untuk pemain berusia 21 tahun itu, di mana Barkley mengeruk 19 poin di GW 13, padahal dalam dua GW sebelumnya penggawa timnas Inggris itu cuma menyumbangkan poin alakadarnya. Bangsat!

Dari segi angka jelas selisih poin Barkley dan Deulofeu di GW 13 dapat membuat manajer FPL panik dan langsung menukar yang namanya belakangan disebut, tapi tidak butuh banyak alasan juga untuk tetap mempertahankannya dalam tim Anda. Sudah lihat bagaimana permainan pemain sayap yang pernah membela Sevilla tersebut saat menggempur sisi kiri Aston Villa?

Deulofeu tampak berbahaya setiap memegang bola (walau lawannya memang Villa yang tengah krisis). Ia pun menjadi pemain yang paling gemar menyisir sisi lebar lapangan. Deulofeu tidak segan untuk mencoba melewati bek lawan, walau memang operan akhirnya masih perlu peningkatan.

Akhirnya, setelah diganggu cedera pada awal musim yang membuatnya hanya tampil 40 menit sepanjang 4 GW pemain kelahiran Riudarenes itu kini tampak siap diandalkan Roberto Martinez. Ia bahkan terlihat lebih padu dengan Romelu Lukaku dan kawan-kawan dibandingkan Memphis Depay yang datang dari PSV dengan hype begitu besar ke Manchester United tapi lebih sibuk merebut sorotan lampu pertunjukkan daripada berkontribusi untuk tim.

Di akhir GW 13 Deulofeu yang hanya dipilih oleh 2,5% manajer FPL ini setara dengan Riyad Mahrez, David Silva dan Christian Eriksen dengan torehan 6 assist dan hanya kalah dari playmaker Arsenal, Mesut Ozil, yang 11 assist-nya paling subur di Premier League. 

Melihat jadwal Everton pada lima GW selanjutnya melawan Bournemouth, Crystal Palace, Norwich, Leicester, Newcastle dan Stoke rasanya aman untuk beranggapan pundi-pundi assist Deulofeu akan bertambah.

Finger crossed for differential points!

Sunday, 5 July 2015

Bila De Gea Benar Hengkang


"Sedikit banyak hubungan De Gea dengan klub lebih menyerupai Cristiano dan Man. United silam; sehangat pasangan di tiga bulan pertama."


Ketukan di pintu paling ujung di Old Trafford terdengar. Setelah diintip ternyata tamunya tidaklah asing. "Berapa untuk De Gea?" tanya Real Madrid tanpa basa-basi.

Beberapa bulan terakhir kemungkinan kiper David de Gea untuk meninggalkan Manchester United semakin sering terdengar setelah durasi kontraknya tidak kunjung diperpanjang. Hal ini disambut pihak Madrid sebagai kesempatan mendapatkan tanda tangan pria Spanyol tersebut.

Pasalnya, Madrid butuh pengganti Iker Casillas yang aksinya tidak lagi segemilang era 2000-an sementara di antara nama-nama tenar kiper asal Spanyol hanya De Gea yang paling mencuat. Lumrah bila Los Merengues niat betul untuk mendapatkan pria 24 tahun itu. 

De Gea memang anak lokal ibukota Spanyol tersebut--meski dari seberang kota yang berbeda. Bila Anda pasang telinga baik-baik, Anda dapat mendengar suara sumbang para suporter Atletico Madrid di tengah negosiasi panas antara Man. United yang rumornya juga menyertakan wakil kapten Sergio Ramos sebagai alat tukar guling.

Walau begitu, Madrid tidak terpengaruh dengan pendapat suporter rival. Juara Liga Champions 10 kali itu ingin mendapatkan De Gea, entah musim ini atau musim berikutnya. Yang jelas tujuan telah ditetapkan.

Bagi Man. United, kepindahan pemain the Red Devils ke Madrid pun bukan hal yang baru. David Beckham, Ruud van Nistelrooy, Gabriel Heinze, dan Cristiano Ronaldo menjadi pemain-pemain yang terdahulu menyeberang menuju ke bagian Eropa yang lebih hangat tersebut.

Akan tetapi, ada beberapa perbedaan kondisi dari sejumlah pemain itu. Beckham dilepas setelah berseteru dengan Sir Alex Ferguson dan tidak ada yang lebih besar darinya di klub. Sedangkan Van Nistelrooy menjelang masa akhir keemasannya di Premier League yang menuntut kebugaran fisik prima untuk terus dapat bersaing pada tingkat tertinggi.

Lalu Heinze, rasanya tidak ada yang kehilangan dengan pria Argentina satu ini mengingat ia sempat menyebut Liverpool sebagai potensi klub tujuan jelang masa akhir pengabdiannya. Sementara Cristiano, ceritanya dapat menjadi peringatan bila Man. United benar melepas De Gea di musim panas ini.

Cristiano menghabiskan enam musim untuk bermain bagi juara Liga Inggris. Selama kurun waktu tersebut ia membantu Man. United jadi juara Premier League, Piala Liga, Piala FA, Liga Champions, Piala Dunia Klub. Dan ratusan gol ia lesakkan ke gawang-gawang lawan. Jasanya dirasa telah cukup sehingga pemain yang identik nomor 7 itu pun dilepas dengan 80 juta Pound--status termahal saat itu.

Ternyata di Madrid Cristiano terus berkembang. Tidak sedikit yang merasa nilai transfer kapten timnas Portugal itu masih terlalu murah bagi Madrid. Maka tidak jarang terdengar chant dari tribun di Old Trafford yang berharap pahlawan mereka dapat kembali ke Greater Manchester.

"Put him on a plane. Bring him back from Spain. Viva Ronaldo!" begitu bunyi sepenggal kalimat dari chant gagal move on itu.

Masih Sayang
Melihat situasinya, pacar dari Edurne Garcia ini tengah dalam performa terbaiknya. Sedikit banyak hubungan De Gea dengan klub lebih menyerupai Cristiano dan Man. United silam; sehangat pasangan di tiga bulan pertama.

Di tengah kondisi lini belakang yang, dalam bahasa sopannya; memprihatinkan, kiper yang pernah mengangkat trofi Piala Eropa U-17 dan U-21 itu tetap sanggup mengamankan gawang dengan gemilang dan menjawab kritik yang pernah kerap ditujukan kepadanya.

Man. United benar-benar rindu akan penampilan apik di area pertahanan dengan hadirnya nama besar seperti Steve Bruce, Jaap Stam, Gary McPallister, hingga Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic karena mereka yang sekarang berdiri di depan gawang De Gea punya tingkat penampilan layaknya servis pengiriman paket Lazada.

Karena performa top itulah De Gea sukses terpilih sebagai Sir Matt Busby Player of the Year pada dua tahun berturut-turut di 2014 dan 2015. Pencapaian yang sama berhasil digaet oleh nama-nama berikut: Roy Keane (1999 & 2000), Van Nistelrooy (2002 & 2003) dan Cristiano (2004, 2007 & 2008). Mereka bukan pemain sembarangan. De Gea pun bukan pemain sembarangan.

Kehilangan De Gea jelas akan meninggalkan pekerjaan rumah yang berat bagi Louis van Gaal dan Ed Woodward. Mencari kiper berkualitas bukan tugas yang dapat diselesaikan layaknya membalikkan telapak tangan. Apalagi kiper yang satu ini terpilih ke dalam PFA Team of the Year dan kini mulai menampakkan potensi sebagai sosok pengganti Peter Schmeichel. 

Jika De Gea jadi hengkang maka tekanan akan datang bukan hanya dari dari media tapi juga dari suporter, yang tampak masih sayang dengan sang kiper. Lihat saja kolom mention pada lini masa Twitter pria yang membela timnas Spanyol sejak kelompok usia 15 tahun itu di mana belakangan terus dihujani desakan untuk memperpanjang kontrak. 

Bila begini, rasanya sih bakal ada chant gagal move on jilid dua. Terlebih lagi melihat kiper Man. United yang tersedia, antara: Anders Lindegaard, yang kerap bermain oke tapi tidak lebih, dan Victor Valdes, yang dianggap sudah melewati masa terbaiknya sehingga sempat sulit mencari klub bernaung.

Sunday, 21 June 2015

Siapa Sih: Thomas Tuchel


"Sosok yang dikatakan oleh Jupp Heynckes telah ditakdirkan untuk menangani penguasa Bundesliga, Bayern, suatu hari nanti, tapi apa yang membuatnya begitu diincar?"


Perjalanan bersama antara Borussia Dortmund dan pelatih eksentrik Jurgen Klopp telah mencapai akhir. Dan lembaran baru segera dibuka.

Tidak ada yang menyangka musim 2014/2015 menjadi musim terakhir Klopp di Dortmund. Pasalnya semusim yang lalu semua berjalan baik-baik saja. Memang selalu ada kemungkinan unutk membela klub-klub di Premier League, tapi tidak didahului dengan momen krisis.

Dortmund mengawali musim berstatus sebagai runner-up. Hanya kalah dari Bayern Munich yang menorehkan rekor menjuarai Bundesliga tercepat sepanjang sejarah. Tapi kenyataannya Klopp kehilangan kontrol atas die Borussen. Mats Hummels dan kawan-kawan harus merasakan ketirnya peringkat bontot.

Bagai Lazarus, Dortmund bangkit. Di 2015 mereka memenangkan sembilan dari 17 pertandingan di liga, berbanding dengan hanya empat kali menang dalam paruh pertama. Lebih menakjubkan lagi klub yang identik dengan warna kuning dan hitam ini berhasil melangkah ke Liga Europa sebagai tim peringkat tujuh klasemen.

Akhir musim yang dramatis, meski gagal dipermanis dengan trofi DFB-Pokal sebab kalah dari VfL Wolfsburg: Namun, tulisan ini bukan soal Klopp. 
Kurang lebih sebulan sebelum Bundesliga berakhir, tepatnya pada 19 April, Dortmund telah mengumumkan Thomas Tuchel sebagai suksesor. Mantan pelatih Mainz tersebut ditunjuk menggantikan pendahulunya yang juga pernah melatih klub yang sama.

Tuchel adalah pelatih muda potensial yang membuat banyak klub-klub besar Jerman memasukkan namanya ke dalam wish list. Sosok yang dikatakan oleh Jupp Heynckes telah ditakdirkan untuk menangani penguasa Bundesliga, Bayern, suatu hari nanti, tapi apa yang membuatnya begitu diincar?

Dari Swabia
Karier Tuchel tidaklah mulus. Ia mengenyam pendidikan di akademi FC Augsburg (yang 27 tahun lalu masih berkutat di divisi empat liga Jerman) dan mendapat kesempatan pertama sebagai pesepak bola profesional untuk membela Stuttgarter Kickers (klub divisi dua yang bermarkas di Baden-Württemberg). Ia yang saat itu masih berusia 19 tahun tidak sanggup menembus tim utama dan hanya bertahan selama dua musim sebelum pindah klub.

Kemudian SSV Ulm (klub divisi tiga regional) menjadi tempat baru Tuchel melanjutkan karier. Klub ini menjadi tempat pria kelahiran Swabia tersebut menghabiskan empat musim, hingga kariernya berakhir akibat cedera parah di bagian tulang rawan basal. Akhirnya pada usia 25 tahun ia memutuskan sudah cukup dan tidak ada lagi berlari-lari di tengah lapangan.

Sebagaimana jalannya nasib; ketika satu pintu tertutup maka pintu lain akan terbuka, dan Tuchel memutuskan mengambil langkah untuk terus maju dalam dunia sepak bola. Dalam usia yang masih terhitung muda, bahkan dalam ukuran usia pesepak bola, Ia pun terjun ke dunia kepelatihan. 

Tuchel yang merasa nyaman di Baden-Württemberg melatih klub muda VfB Stuttgart, dan ia bagus dalam melakukan pekerjannya. Ia sukses menjadikan die Schwaben menjuarai Bundesliga U-19 di 2005. Di sinilah ia bertemu dengan bakat-bakat seperti Sami Khedira, Andreas Beck, Adam Szalai dan Sebastian Rudy. 

Kesuksesan di Stuttgart membawa Tuchel pindah ke Augsburg semusim berikutnya. Setelah tiga musim ia memilih meninggalkan Jerman timur menuju barat untuk menangani FsV Mainz U-19. Di tempat baru reputasi pria yang berulang tahun pada 29 Agustus ini sebagai pelatih muda terus meningkat secara perlahan. Tangan dingin mempertemukannya dengan kesuksesan lain saat menjuarai Bundesliga U-19 di 2008.

Potensi tersebut menarik perhatian manajemen Mainz. Akhirnya, hanya setelah 12 bulan bertanggung jawab atas tim muda dan tanpa pengalaman menangani tim senior sama sekali, General Manager Christian Heidel mengambil langkah berani dengan menggeser Jorn Andersen yang sukses mempromosikan Mainz ke Bundesliga dengan pelatih tim muda mereka. Maka pada usia 35 tahun Tuchel resmi menangani tim utama Mainz.

Di Rhineland-Palatinate Tuchel terus mengutamakan para pemain muda. Di sini ia berhasil mengorbitkan Andre Schurrle dan meneruskan kerja samanya dengan Szalai. Ia juga punya pandangan sendiri tentang bagaimana sebuah tim seharusnya bermain (yang akan lebih banyak dibahas nanti).

Tuchel menyelesaikan musim perdana bersama Mainz di peringkat sembilan. Tidaklah buruk untuk pemula. Kemudian pada 2009/2010, musim kedua bersama die Nullfünfer, semua berjalan kian baik ketika ia meneruskannya dengan kesuksesan finis di posisi kelima dan karenanya menggapai tiket Liga Europa. 
Pencapaian tersebut adalah yang terbaik bagi klub yang telah berdiri sejak 1905 itu. Tak heran bila Schalke dan Bayer Leverkusen mulai melirik terhadap kemampuan sang pelatih.

Namun demikian, proyeksi terbang Mainz tidak melulu melawan gravitasi. Berkompetisi di Eropa ternyata menjadi beban yang terlampau berat bagi mereka. Mainz tidak dapat menunjukkan performa sama seperti musim 2010/2011. Selain tersingkir dari Liga Europa oleh tim semenjana Gaz Metan asal Romania, pada 2011/2012 dan 2012/2013 mereka harus puas bertengger di papan tengah klasemen.

Situasi ini menjadi pengalaman bagus bagi Tuchel. Ia merasa harus melakukan pendekatan lain untuk membangkitkan semangat anak asuhnya. Ia mendekatkan diri dengan para pemainnya di meja makan dengan tujuan merekatkan tim. Ia sadar mengenali karakteristik per individu dalam tim menjadi bagian penting dalam dunia manajerial, dan bahwa hasil di atas lapangan bukan melulu soal adu taktik.

Bicara soal taktik, meski usianya saat itu masih muda Tuchel tidak malu-malu bereksperimen baik dalam latihan atau saat bertanding.

Ala Tuchel
Tidak mungkin bagi Tuchel untuk menghindari perbandingan dengan Klopp pada musim pertamanya. Berbeda dengan Klopp yang gemar menginstruksikan strategi counter-pressing maka Tuchel lebih "santai"; ia menyusun taktik agar Mainz meredam serangan sebelum melancarkan pukulan balik dengan cepat.

"Ada gaya [bermain] tertentu yang dikaitkan dengan saya, yang kami peragakan di di Mainz: bermain mengandalkan kecepatan dan dengan tujuan menyerang. Saya menyukai hal-hal tertentu dalam sepak bola, seperti gaya bermain yang aktif, cara bertahan yang lugas dan menyerang dengan cepat," ujar mantan pemain bertahan itu kepada surat kabar die Zeit.

Bagi penggemar Dortmund, setidaknya kalian tidak perlu khawatir berlebihan soal kemungkinan flop dari penerus Klopp. Setidaknya tidak seperti David Moyes yang mengisi kepergian Alex Ferguson dari Manchester United; Tuchel tahu apa yang ia inginkan. Bahkan ia juga punya menu khusus dalam persiapan latihannya.

Tuchel kerap melakukan rhomb-training: istilah yang secara kasar dapat diartikan sebagai "sebuah bentuk", rhombus yaitu "permata", atau rhombi yang maksudnya "bentuk selain persegi". Di mana dimensi lapangan akan dibentuk dalam segi lima (permata) yang membatasi ruang gerak para pemain di kedua sayap sehingga mereka tidak bisa membawa bola sampai garis gawang dan mengarah ke tengah kotak penalti lawan.

Tidak hanya terbatas pada segi lima, bentuk lapangan permainan pun bisa saja menjadi lingkaran, atau dengan luas lapangan yang variatif: lebar 18m dengan panjang 75m atau lebar 70m dengan panjang 30m. Tergantung dengan kondisi yang diinginkan oleh Tuchel untuk mengantisipasi lawan. Latihan seperti ini dipercayai dapat membantu para pemain Mainz membayangkan skenario sesungguhnya ketika bertanding.

Latihan tersebut berhubungan dengan formasi 5-2-2-1 yang diterapkan oleh Tuchel di Mainz dalam keadaan netral; di mana para gelandang dan penyerang berdiri membentuk segi lima. Formasi ini akan berubah menjadi 3-4-2-1 ketika dua gelandang serang saat itu: Eric Maxim Choupo-Moting dan Nicolai Muller, bermain lebih ke depan mendukung Shinji Okazaki sebagai ujung tombak dengan kedua wing back membantu dari flank.

Tidak seperti gegenpressing yang bermain intens hampir selama 90 menit untuk memotong bola di lapangan lawan, Tuchel membuat tim asuhannya lebih fleksibel. Ia berusaha meminimalisir dampak serangan dengan strategi yang membiarkan lawan menguasai bola di lapangan sendiri. Dengan begitu mantan pemain belakang itu memberikan kesempatan bagi pasukannya untuk bernafas dan sebelum menyerang dengan efektif.

Meski demikian, dengan bermain lebih sabar bukan berarti Tuchel kerap bekerja sama dengan pemain berumur yang tidak kuat lari sana sini. Ia tetap mengandalkan pemain muda yang punya tenaga meluap-luap agar serangan dapat dieksekusi dengan cepat. Dan pemain yang lebih hijau seringkali mudah adaptasi dengan taktik baru, demi mengikuti keinginan Tuchel sebagai sosok yang berani bereksperimen.

Bagi Dortmund Tuchel bukan pilihan buruk, ia jelas punya prospek yang cerah. Toh, pada 2013/2014 grafik kemenangan Mainz kembali menanjak dengan hasil akhir menduduki peringkat tujuh klasemen dan sekali lagi lolos untuk berkompetisi di Liga Europa; kemudian sang pelatih hiatus semusim.

Persoalan yang lebih nyata bukanlah kemampuan Tuchel meramu taktik tapi bagaimana caranya mengatasi tekanan dengan memimpin tim yang memiliki reputasi dengan desakan jauh lebih besar dari Mainz untuk sukses; baik di Jerman atau Eropa.

  •  Artikel ini terbit juga di Sportsatu.com - http://www.sportsatu.com/opini/-119.html

Wednesday, 6 May 2015

Carrick, Si Penyeimbang Lini Tengah Man. United

Persentase penguasaan bola bukanlah segalanya. Gol adalah kunci kemenangan dalam sepak bola. 

Tim yang mencetak gol lebih banyak dari lawannya menjadi pemenang. Itu adalah peraturan dasar dalam sepak bola; seberapapun jumlah penguasaan bola tim tersebut. 

Anak kecebong juga tahu. Pikir Anda. Bila begitu, mengapa peranan Michael Carrick dianggap krusial untuk Manchester United yang gagal mendapatkan poin pada tiga pekan terakhir di Premier League?

Hilangnya gelandang bertahan Carrick dari daftar pemain pilihan Louis van Gaal dihubung-hubungkan dengan tiga kekalahan yang didapati MU. The Red Devils kalah dari Chelsea, kemudian Everton, dan West Bromwich Albion (WBA) secara berturut-turut.

Bukan Wayne Rooney, Radamel Falcao, atau Robin van Persie, yang gagal mencetak penalti di Old Trafford saat menjamu WBA, yang menjadi obyek bahasan dari hasil-hasil MU itu, namun faktor absennya Carrick.

Taruhlah seperti ini: David De Gea dan kawan-kawan tidak bisa menang tanpa pria berusia 33 tahun tersebut karena skema Van Gaal tidak dapat berjalan sebagaimana harusnya.

Padahal Carrick bukan sumber gol bagi MU, bukan pula penyuplai operan akhir bagi penyerang klub dengan trofi Liga Inggris terbanyak itu. Peranannya justru pengatur aliran bola. Untuk menjaga persentase penguasaan bola pada tingkatan tertentu yang sesuai dengan filosofi dari Van Gaal.

Hanya saja, bila dampak permainan Carrick sekadar menjaga persentase yang dimaksud maka MU tidak memiliki masalah tanpa dirinya di lapangan. Mereka unggul 70% dalam penguasaan bola menghadapi Chelsea, 65% di Goodison Park, bahkan 80% saat menjamu WBA.

Tapi kan ada Daley Blind. Pikir Anda (lagi). Itu benar. Dan baik Blind juga Carrick bermain sebagai deep-lying midfielder. Hanya saja, lulusan akademi Ajax tersebut lebih banyak memainkan operan ke samping atau ke belakang. Sekadar menjaga penguasaan bola tanpa mencari celah untuk melakukan serangan. Setidaknya intensitas "operan agresif" yang dilakukannya masih kalah dibanding Carrick.

Lihat saja ketika Blind tampil melawan Everton. Anak-anak asuh Roberto Martinez bahkan tidak mendesak pesepak bola asal Belanda tersebut, tapi bersiaga untuk memotong aliran bolanya. The Toffees tidak merasa dalam keadaan gawat selama Blind hanya mengoper ke kanan dan kiri. Pada akhirnya sang gelandang tampil di bawah rata-rata dengan persentase operan berhasil 79%, lebih kecil daripada catatan biasanya 88%.

Dalam anatomi tubuh manusia ada yang namanya sistem vestibular. Sistem sensorik ini hasil kombinasi penglihatan dan analisa otak yang menghasilkan kemampuan untuk menjaga keseimbangan dan mempengaruhi orientasi ruang. 

Tanpa adanya sistem vestibular maka individu tidak mungkin dapat berdiri dengan satu kaki, atau bahkan berjalan lurus. Dan berjalan lurus adalah hal yang amat diinginkan oleh MU bila mereka masih ingin melangkah ke Liga Champions.

Pasukan Van Gaal tampak merindukan permainan Carrick. Terlebih jarak dengan Liverpool di peringkat lima menipis menjadi empat angka. Meningkatkan operan-operan yang mengarah ke depan untuk mengincar celah alih-alih "operan aman" jadi pekerjaan rumah yang harus dipikirkan meneer.

Van Gaal memang mencoba mengambil alternatif saat MU melawan WBA dengan menempatkan Ander Herrera sebagai deep-lying midfielder. Eks Athletic Bilbao menjalankan tugasnya mendistribusikan bola dengan baik. Ia menjadi pemain MU yang paling sering menguasai bola, paling banyak mengoper dengan 127 operan dan enam tekel sukses terhadap Youssuf Mulumbu cs. menjadikannya pemain yang paling sering melakukan tekel.

Namun demikian, kita tahu Herrera akan jauh lebih membahayakan lawan di posisi lebih ke depan dengan operan-operan kuncinya dibandingkan sekadar menjaga kedalaman lini tengah. Kreativitas tersebut juga dibutuhkan untuk menciptakan kesempatan bagi Rooney dan kawan-kawan.

Bila begini kian terlihat pentingnya peranan Carrick. Bukan hanya pria kelahiran Wallsend itu sanggup menjalankan permainan MU lebih mulus, tapi kehadirannya sebagai karang pertama pemecah ombak serangan lawan adalah faktor yang penting. 

Tercatat bahwa MU memenangkan 13 dari 18 laga Premier League ketika Carrick bermain; sebesar 72,2%. Hanya Francis Coquelin dan Cesar Azpilicueta yang punya rataan kemenangan lebih baik. Daripada enam kemenangan dari 16 laga tanpa sang pemain; hanya 37,5%.

"(Sergio) Busquets lebih banyak bertahan dan (Andrea) Pirlo lebih condong sebagai penjaga ritme, seperti (Paul) Scholes. Michael adalah gabungan antara dua gaya tersebut," tutur mantan kapten MU Gary Neville selaku pandit Sky Sports. Pujian yang besar bagi Carrick, meski begitu banyak pihak setuju untuk mengangguk.

Carrick yang didatangkan ke Old Trafford di 2006 untuk menjadi suksesor Roy Keane memang tidak memenuhi harapan sebagai anchor midfielder dengan tekel keras, atau operannya pun tidak setajam Scholes tapi pria yang berulang tahun pada 28 Juli itu jauh dari kata gagal.

Pada akhirnya Carrick menjadi kunci permainan MU, seperti kata Neville, dengan gayanya sendiri.

Friday, 24 April 2015

Tips FPL [Gameweek 34]: Asal Jangan Hull

"Dari empat pilihan, para manajer FPL dapat meninggalkan Hull dari prospek pilihan. Coret. Bakar. Buang."
Pilih yang mana, ya: Liverpool, Chelsea, Leicester, atau Hull City. Empat tim ini akan bermain dua kali di Fantasy Premier League Gameweek 34.

Bermain dua kali tidak selalu berakhir dengan poin lebih banyak tapi bila pemain pilihan manajer FPL tepat rasanya GW 34 jadi momen yang tepat untuk memperbaiki peringkat liga jelang akhir musim.

Dari empat pilihan, para manajer FPL dapat meninggalkan Hull dari prospek pilihan. Coret. Bakar. Buang. Dan justru pilih pemain yang dapat diandalkan dari tim lawan the Tigers. Mereka gagal menang di enam pertandingan terakhir.

Melihat catatan tersebut maka Palace dan Liverpool dapat angin segar. The Eagles yang tersandung di GW 33 punya Bolasie, Zaha, dan Murray. Sementara lini tengah the Reds cukup menghadirkan ancaman bagi gawang Hull.

Kemudian Leicester yang tengah dalam bentuk permainan bagus juga boleh dilihat. Vardy dengan satu gol dan satu asis, hal yang sama juga diraih Ulloa, sementara King menyumbangkan dua gol. Semua terjadi pada rentetan kemenangan di tiga laga terakhir.

Bicara soal Liverpool, performa mereka angin-anginan. Setelah sukses memenangkan dua laga beruntun di Premier League, anak asuh Rodgers kalah di Piala FA dari Aston Villa. Walau begitu lini tengah mereka tetap tajam. Sementara Sturridge dan Balotelli hilang ditelan bumi, Coutinho, Sterling, Henderson, dan Allen terus berkontribusi dengan asis atau gol.

Lalu Chelsea tidak merasakan pahitnya kekalahan di 12 pertandingan Premier League terakhir dan memenangkan empat laga berturut-turut. Meski lawannya Arsenal tapi memenuhi tiga slot untuk pasukan Mourinho di GW 34 menjadi langkah yang dimaklumi. Terlebih lagi dengan Hazard yang mencetak empat gol dan dua asis sejak GW 28.

Pertandingan Pilihan
Leicester vs Chelsea
Sekilas ini merupakan pertandingan yang akan dimenangkan dengan mudah oleh Chelsea di GW 34. Tapi rasanya kok tidak selempeng jalan Wastu Kencana jelang KAA.

Leicester yang bermain buruk hampir sepanjang musim tiba-tiba bermain bagus dan terus menerus mencetak gol (rata-rata 2,3 gol) di tiga pertandingan terakhir. Menghadapi Chelsea yang terkenal sangat baik dalam bertahan.

Kemudian, pertemuan the Foxes menghadapi the Blues juga terjadi di tengah pekan. Saat Ulloa dan kawan-kawan tidak memiliki kedalaman skuad seperti Hazard cs. maka stamina pemain pun menjadi faktor yang berpengaruh.

Leicester akan menghadapi tim terbawah dan teratas di klasemen. Pilihan ada di tangan Pearson untuk mempertaruhkan segalanya di dua laga atau "merendah" di salah satunya demi menghemat stamina pada laga lain.

Bagaimana pun GW 34 akan menentukan bagi Leicester. Sapu bersih dan mereka akan naik dari peringkat 17 ke 14 dengan empat GW tersisa.

Boleh Nih
Martin Skrtel - Akhirnya Skrtel (£ 5.9) kembali, dan artinya Liverpool kembali punya sosok yang dapat diandalkan untuk setidaknya meraih satu clean sheet dari dua laga.
Glenn Murray - Murray (£ 5.3) adalah penyerang paling berbahaya Palace untuk saat ini dan kemungkinan Hull kebobolan masih jauh lebih besar dibandingkan Sokovia jatuh ke bumi.
Andy King - Sebenarnya Ulloa, Vardy dan Cambiasso pantas mewakili Leicester di daftar ini. Tapi melihat laga terakhir tidak heran bila King (£ 4.2) yang jadi terdepan dalam barisan tersebut.

Kapten
Eden Hazard - Ya, harganya mahal, tapi Hazard (£ 11.3)dalam form yang bagus dengan angka 10. Ia juga peraih poin tertinggi (30 poin) dibandingkan seluruh pemain yang berkesempatan tampil dua kali di GW 34.

Friday, 17 April 2015

Tips FPL [Gameweek 33]: Jebakan Batman

"Dari sejumlah lubang-lubang di GW 33 ini, jangan sampai salah pijak. Selain pertandingannya sedikit ternyata pemain yang cedera justru cukup banyak."
Ada jebakan Batman di Fantasy Premier League Gameweek 33. Salah pilih maka poin yang sudah berpotensi sedikit akan menyusut.

Piala FA membuat sejumlah manajer FPL tidak dapat mengandalkan pemain dari Liverpool dan Arsenal. Padahal the Reds akan menghadapi Hull City dan itu artinya panen poin. Namun, lupakan itu karena tidak akan terjadi.

Kini para manajer FPL dihadapkan pada tujuh pertandingan GW 33, salah satunya mempertemukan dua dari empat tim teratas klasemen, Man. United bertandang ke Chelsea. Sementara Man. City mencoba memperbaiki performa mereka ketika melawan West Ham United.

Bila tidak yakin dengan peroleh poin di sejumlah laga tersebut, maka Crystal Palace dengan lini depan yang tengah panas, Everton menjamu Burnley si calon terdegradasi dan Leicester yang mengalami kemenangan di dua laga terakhir boleh dipilih.

Dari sejumlah lubang-lubang di GW 33 ini, jangan sampai salah pijak. Selain pertandingannya sedikit ternyata pemain yang cedera justru cukup banyak.

Blind, Gomis, Carrick, Clichy, Rojo, Milner, Jones, Sissoko, Costa masuk dalam daftar merah yang sudah pasti absen. Sementara kondisi Lukaku, Remy, Pieters, Ideye diragukan. Belum lagi beberapa pemain mendapat larangan bertanding.

Melakukan transfer melewati kuota mungkin dilakukan sebagian besar manajer FPL, asal jangan kalap. Terlebih lagi bila ada sejumlah penggawa Liverpool di tim Anda. Ingat mereka tampil dua kali di GW selanjutnya.

Pertandingan Pilihan
Chelsea vs Man. United
Bahkan dengan penampilan Man. United yang sedang bagus-bagusnya kans Chelsea untuk menang di Stamford Bridge tetap besar.

Chelsea bagaimana pun berada di puncak klasemen bukan tanpa alasan. Sepanjang 2015 the Blues baru kalah sekali. Pasukan Mourinho juga dikenal sebagai tim dengan pertahanan kokoh musim ini. Bagi manajer yang mengandalkan Ivanovic paham betul soal ini.

Tapi sanggupkah tuan rumah menahan gawang mereka tidak kebobolan dari Mata, Fellaini, Rooney, dan Young? Tottenham, Liverpool, dan Man. City sudah merasakan bahayanya lini depan the Red Devils.

Gol pasti akan terjadi. Memilih siapa yang mencetak gol dari kedua tim merupakan soal lain, namun pelaku biasa seperti Ivanovic, Hazard, Mata, Rooney, Oscar, Drogba jadi opsi yang lumrah.

Boleh Nih
Juan Mata - Mata (8,5 Pound) selalu menyumbangkan poin atau asis pada tiga pertandingan terakhir Man. United. Ia dipastikan menjadi andalan saat berkunjung ke London.
Jamie Vardy - Vardy (4,6) merupakan andalan lini depan Leicester di mana the Foxes sukses mencetak delapan gol pada tiga pertandingan terakhir. 
Leighton Baines - Burnley calon tim yang terdegradasi dan hanya mengumpulkan delapan poin dari 15 laga tandang. Keuntungan pun berada di pihak Baines (7,0) dan kawan-kawan.

Nanti Dulu
Ashley Young - GW yang lalu penampilannya gemilang. Tapi Lord Young (4,9) bagai dua sisi mata uang. Kita tidak tahu sisi mana yang akan muncul.
Harry Kane - Kapten dari Tottenham ini gagal mencetak gol pada dua pertandingan tandang terakhir. Sanggupkah Kane (6,5) mengubahnya di St. James Park?
Sergio Aguero - 50/50. Aguero (12,5) tampak sudah mendapatkan ketajamannya kembali. Meski begitu penampilan Man. City secara keseluruhan tetap buruk.

Kapten
Glenn Murray - Pemain yang satu ini jelas bukan pilihan populer, hanya 4,3% manajer FPL yang mengandalkan Murray (5,3). Namun, ia berhasil meraih 39 poin dari empat GW terakhir. Mencari pemain pembeda? Murray orangnya!

Friday, 10 April 2015

Tips FPL [Gameweek 32]: Main Tandang

"The Citizens akan sangat diunggulkan atas Man. United, bila pertemuan mereka terjadi dua atau tiga bulan sebelum pekan ini, namun keadaan telah berubah."
Laga-laga kandang biasanya memberikan lebih banyak poin, biasanya, tapi di Gameweek 32 anggapan tersebut dikesampingkan dahulu.

Pasalnya, tiga dari empat tim teratas dari klasemen Premier League memainkan pertandingan mereka di kandang lawan. Arsenal mengunjungi Turf Moor, Chelsea melawat ke Loftus Road, sedangkan Man. City punya hajatan derby Manchester di Old Trafford. 

Bagi Arsenal, Burnley memang salah satu tim papan bawah. Tapi melihat bagaimana Tottenham Hotspur menyulitkan diri sendiri untuk memasukkan bola ke gawang Heaton, maka the Gunners tahu kebanyakan mengoper bola antara mereka sendiri dan hasil yang sama kemungkinan besar terulang.

Ingat bagaimana harapan terhadap Kane untuk meraup gol kandas begitu saja? Tentu para manajer FPL tidak ingin hal serupa terjadi pada Giroud di GW 32.

Sementara pemuncak klasemen Chelsea kehilangan kehadiran Costa di lini depan. Sumber gol utama the Blues dan pencetak gol terbanyak liga. Juru selamat bagi para manajer FPL yang koceknya tidak cukup dalam untuk memilih Aguero. Kini Remy menjadi penyerang utama yang diandalkan menghadapi QPR.

Kemudian, Man. City. The Citizens akan sangat diunggulkan atas Man. United, bila pertemuan mereka terjadi dua atau tiga bulan sebelum pekan ini, namun keadaan telah berubah.

Performa juara bertahan Premier League sedang buruk. Amat buruk. Man. City yang menjadi pesaing terdekat Chelsea kini berusaha bertahan untuk tetap maju ke Liga Champions.

Dan sebaliknya pasukan Van Gaal begitu optimistis membuktikan Man. United bukan sekadar nama besar.

Pertandingan pilihan
Sudah rutin bahwa pertandingan yang masuk pertandingan pilihan adalah yang memiliki potensi mendapatkan banyak poin, tapi untuk GW 32 derby Manchester pantas dibicarakan.

Berkaca pada hasil-hasil derby Manchester, anak-anak asuh Pellegrini tetap diunggulkan karena kemenangan terakhir the Red Devils terjadi pada 9 Desember 2012. 

Itu pun terjadi karena gol menit terakhir saat bola tendangan Van Persie membentur kaki Nasri. Tidak ada jaminan Man. United sebagai tuan rumah akan menang. 

Yang pasti Anda tidak ingin memilih bek dari dua tim ini. Masih ada Fonte, Bertrand atau Clyne dari Southampton yang bermain di St. Mary's.

Untuk lini tengah Mata dan Silva boleh diperdebatkan. Mata telah mengumpulkan 22 poin sejak dipercaya tampil oleh Van Gaal pada tiga GW terakhir. Gelandang bernilai 8,4 Pound ini juga pemilik poin tertinggi di lini tengah Man. United. Begitu juga dengan Silva di lini tengah Man. City.

Di lini depan, Rooney yang mencetak empat gol dari lima (di mana ia gagal mencetak gol penalti ke Liverpool) masih dapat diandalkan. Sementara, Aguero yang nilai jual-belinya kembali turun (0,5 sejak GW 30) menjadi satu-satunya pilihan Pellegrini sebagai ujung tombak.

Boleh nih
Loic Remy - Drogba jelas tidak akan tampil 90 menit dan pesepak bola berharga 7,1 Pound ini sudah seharusnya jadi pilihan pertama para manajer FPL yang percaya dengan Chelsea.
Olivier Giroud - Bahkan saat Giroud tampak tidak akan mencetak gol ke Liverpool pekan lalu pemain bernilai 8,8 Pound ini tetap mendapatkannya.
Glenn Murray - Penyerang yand dibanderol 5,1 Pound memanen 24 poin pada 2 GW terakhir dan Palace memenangkan empat dari lima laga tandang terakhir mereka.

Kapten
Olivier Giroud - Sanggupkah Giroud melakukan apa yang Kane tidak bisa? Bahan banter yang cocok untuk derby London utara. :D

Saturday, 4 April 2015

Tips FPL [Gameweek 31]: Lima Catatan Penting

"Villa dan QPR memang menggiurkan dengan kesempatan mendapatkan poin lebih. Namun, lihat dulu lawannya."
Akhirnya ada Premier League lagi! Mari, susun dulu tim Fantasy Premier League untuk Gameweek 31.

Setidaknya ada lima catatan di GW 31: Arsenal lawan Liverpool, derby Tyneside, Everton menjamu Southampton, pertandingan ganda bagi QPR dan Aston Villa, dan peluang bagi pemain Tottenham Hotspur memanen poin atas Burnley di Turf Moor.

Selain laga tandang Kane cs., catatan lain di atas harus diwaspadai karena, di atas kertas, tim-tim tersebut masih sepadan. 

Southampton terkenal di FPL dengan poin dari clean sheet mereka, tapi siapa yang dapat jamin mengingat kiper utama tengah cedera dan pasukan Martinez diharapkan tampil bagus di Goodison Park.

Begitu juga dengan derby Tyneside. Sunderland yang diambang degradasi justru semakin berbahaya untuk Newcastle. Untuk catatan, terakhir kali the Black Cats kalah dari Magpies terjadi di Agustus 2011.

Lalu, ada big match GW 31 antara Arsenal dan Liverpool. Yang satu ini bisa jadi jebakan batman. Secara performa, maka the Gunners lebih unggul, tapi anak-anak asuh Rodgers jelas tidak dapat dipandang sebelah mata. Ingat, the Reds masih punya kesempatan maju ke Liga Champions dan tambahan tiga poin pekan ini akan sangat berarti.

Kemudian, Villa dan QPR memang menggiurkan dengan kesempatan mendapatkan poin lebih. Namun, lihat dulu lawannya. The Lions harus menjadi tamu Man. United sedangkan the Hoops menjalani dua laga tandang (kita tahu bagaimana nilai merah mereka soal statistik yang satu ini!).

Pertandingan pilihan
Sunderland lawan Newcastle. Ya, Sunderland lawan Newcastle, bukan Arsenal versus Liverpool,  yang pantas menjadi pertandingan pilihan GW 31.

Dengan sisa tujuh laga sampai akhir musim dan perbedaan poin yang ketat untuk menuju Liga Champions, apa Anda kira Arsenal dan Liverpool akan bermain gung ho? Agaknya tidak.

Maka, beralihlah pada pertandingan di Stadium of Light. 

Sunderland di ujung tanduk karena hanya berjarak satu poin dari zona merah, sedangkan Newcastle berjuang demi gengsi karena sudah empat musim tidak menang derby.

Waspadai laga ini bila tim FPL Anda memiliki pemain belakang dari salah satu tim. Dari 10 pertemuan, tidak ada laga yang berakhir imbang 0-0. Sunderland sukses meraih tiga clean sheet dan Newcastle hanya satu.

Pertahanan Sunderland dan Newcastle pun, seperti kita tahu, buruk. Yang namanya pertama disebut adalah tim dengan jumlah kebobolan terbanyak keenam di liga, lalu lini belakang yang terakhir disebut hanya lebih baik dari QPR, Burnley, dan Leicester, tiga tim yang berada di zona merah.

Boleh nih
Olivier Giroud - Giroud sedang panas dengan enam gol dari lima laga. Ketiadaan Skrtel di jantung pertahanan Liverpool membuat penyerang Prancis kian pantas jadi pilihan di FPL.
Marouane Fellaini - Si Kribo ini merupakan kartu AS dari Van Gaal. Fellaini pun tampil bagus di laga uji coba internasional dengan menyumbangkan tiga gol dari dua pertandingan bersama timnas Belgia.
Charlie Austin - Satu-satunya pemain, dari dua tim (QPR dan Villa) yang tampil dua kali di GW 31, yang pantas dipercaya.

Kapten
Harry Kane - Posisi Kane sebagai pencetak gol terbanyak di empat divisi teratas liga Inggris terancam saat Benik Afobe mencetak gol bagi Wolves. Namun, penyerang muda timnas Inggris itu punya kesempatan menjauhkan diri saat melawan Burnley.

Saturday, 21 March 2015

Tips FPL [Gameweek 30]: Andalkan Laga Kandang

"Dengan pengecualian bagi Liverpool yang harus menghadapi lawan seimbang Manchester United, tiga tim lain seharusnya menang."
Sejumlah tim papan atas Premier League memainkan laga kandang. Kesempatan ini dapat dimaksimalkan untuk mencari poin Fantasy Premier League di Gameweek 30.

Mari kita lihat, dari tujuh tim paling atas di klasemen ada empat yang tampil di hadapan pendukung sendiri, yaitu: Manchester City, Southampton, Tottenham Hotspur, dan Liverpool.

Dengan pengecualian bagi Liverpool yang harus menghadapi lawan seimbang Manchester United, tiga tim lain seharusnya menang. Toh, Man. City di atas kertas unggul atas West Bromwich Albion, Southampton "hanya" melawan Burnley dan Tottenham menjamu juru kunci Leicester.

Faktor kandang bukan sekadar tekanan psikologis dari mayoritas suporter di stadion bagi tim tamu. Simon Kuper dalam Soccernomics membahas wasit pun akan lebih memihak yang punya hajat, entah sadar atau tidak, dalam mengambil keputusan. Sehingga menjagokan tuan rumah adalah langkah yang bagus,

Lumrah bila para manajer FPL memilih para pemain belakang Southampton untuk mencari poin clean sheet, dan menaruh label kapten pada Kane di GW 30.

Pertandingan pilihan
Liverpool menyambut kedatangan rival Man. United di GW 30. Bukan hanya laga ini derby north-west, tapi kedua tim bersaing sengit memperebutkan tiket di Liga Champions dengan selisih dua poin antara mereka.

Man. United bermodalkan kemenangan meyakinkan atas Tottenham pekan lalu, walau begitu Liverpool akan difavoritkan. The Reds tidak pernah kalah di Premier League sepanjang 2015. Pertanyaan besarnya, sanggupkah Wayne Rooney dan kawan-kawan mengubah catatan tersebut?

Dari segi hiburan, Liverpool dan Man. United jempolan. Kedua tim dalam keadaan seimbang, begitu juga peringkat di klasemen. Namun, para bek mereka meragukan untuk dipasang dalam tim FPL. Bila terpaksa, maka pilihannya dianjurkan untuk memasukkan Martin Skrtel cs. daripada Phil Jones dan kolega.

Mignolet telah meraih 12 clean sheet, Skrtel turut berperan dalam 11 di antaranya. Sementara De Gea melakukannya 10 kali, tapi Jones dan Rojo sebagai bek terbaik hanya mencatatkan 5 clean sheets.

Saking tidak yakinnya dengan hasil positif untuk pasukan Van Gaal di Anfield, saya pun yang mendukung Man. United sejak 1999 lebih berani menaruh taruhan untuk Liverpool. 2-0. Rasanya sih skornya tepat.

Boleh nih
Romelu Lukaku - QPR sempat dikenal kuat di Loftus Road, tapi mereka gagal menang di enam laga terakhir di mana terjadi empat kekalahan. Kesempatan bagi Lukaku dan Everton untuk meneruskan performa bagus GW 29.

Aaron Ramsey - Sebagian manajer FPL mungkin merasa Ramsey hanya mengalami lonjakan penampilan di Premier League, tapi permainannya di Monaco terlihat tajam. Sang gelandang mencetak dua gol dan satu asis dari dua laga terakhir.

Nathaniel Clyne - Clyne, Fonte, Bertrand, Alderweireld bila Anda sanggup maka pasang mereka. Anjuran untuk Clyne hanya semata karena ia peraih poin terbanyak di lini belakang Southampton.

Kapten
Harry Kane - Tottenham. Lawan. Leicester. Di. White Hart Lane.

Saturday, 14 March 2015

Tips FPL [Gameweek 29]: Banyak Pilihan di Tim Papan Atas

"Sturridge dan kawan-kawan belum terkalahkan selama 2015 di Premier League. Terhitung sejak 1 Januari, Liverpool menang delapan kali dan imbang dua kali."
Liverpool sedang panas, tidak heran bila banyak manajer Fantasy Premier League yang melirik para pemain asuhan Rodgers untuk diandalkan pada Gameweek 29.

Setidaknya ada tiga tim papan atas yang dapat diperhatikan oleh manajer FPL: Liverpool, Arsenal dan Manchester City. Ketiganya punya alasan berbeda untuk mendapat perhatian lebih.

The Citizens "cuma" melawan Burnley. Laga memang dilakukan di Turf Moor, tapi Man. City seharusnya dapat mengatasi tim peringkat 19 itu tanpa kesulitan. Bahkan kemungkinan besar mendapatkan clean sheet.

Arsenal harus menjamu lawan yang lebih sulit saat menghadapi West Ham. Namun, tim asuhan Allardyce terakhir menang pada akhir Januari dan sepekan terakhir the Hammers kehilangan beberapa pemain akibat cedera. Bila the Gunners tidak memenangkan, atau bahkan kalah, laga yang satu ini, maka bersiaplah karena hashtag #WengerOut akan kembali beredar.

Lalu Liverpool, Swansea yang bertengger di peringkat sembilan klasemen tidak dapat dipandang sebelah mata. Tapi anak-anak Merseyside sedang dalam kepercayaan diri tinggi.

Sementara Chelsea melawan Southampton dan Manchester United menyambut Tottenham tentu cocok untuk dijadikan menu utama tontonan akhir pekan. Untuk pilihan FPL? Poin para pemainnya akan sulit diprediksi.

Pertandingan pilihan
Liverpool tidak akan mengalami laga yang mudah ketika bertandang ke Wales dalam GW 29. Swansea jelas bukan tim sembarangan. Tapi the Reds sedang memuncaki klasemen performa. Mereka berhasil mengumpulkan 16 dari kemungkinan 18 poin terakhir.

Oh, enam pertandingan tidak cukup untuk membuat Anda yakin? Lalu bagaimana dengan catatan bahwa Sturridge dan kawan-kawan belum terkalahkan selama 2015 di Premier League. Terhitung sejak 1 Januari, Liverpool menang delapan kali dan imbang dua kali.

Dari hasil tersebut, Anfield Genk terhitung cukup tajam dengan rata-rata mencetak dua gol, kecuali satu pertandingan di Derby Merseyside. Man. City, Tottenham, dan Southampton telah menjadi korban dari aksi Coutinho, Sterling dan Henderson.

Henderson yang punya harga paling rendah dengan nilai performa tertinggi, Sterling menghasilkan tembakan terbanyak dari dalam kotak penalti di antara ketiganya dengan 11 kali, dan Coutinho yang dibanderol dengan harga menengah yang kerap mengejutkan dengan gol fantastis.

Swansea, untuk kali ini, mendapat satu poin sudah masuk kategori pekerjaan bagus. Mempercayai Sigurdsson atau Ki boleh menjadi pilihan.

Boleh nih
Dame N'Doye - Untuk penyerang dengan harga 5,5, ia hanya dipilih oleh 0,7% manajer sukses mencetak tiga gol dari lima pertandingan bagi Hull. Kondisi Leicester sebagai lawan juga akan menguntungkan N'Doye.

Branislav Ivanovic - Southampton jelas dapat mengancam kesempatan Ivanovic mendapatkan clean sheet, walau begitu Chelsea bermain di kandang dan the Blues punya "hutang" untuk membayar kegagalan di Liga Champions.

David Silva - Bila Anda punya dana lebih untuk dihabiskan dan bingung memilih pemain tengah, Silva yang di GW 29 melawan Burnley bolehlah diperhitungkan. Ia mengumpulkan 37 poin dari lima GW terakhir.

Kapten
Jordan Henderson - Daya magis ban kapten membuat perannya kian sentral di lini tengah Liverpool. Henderson juga sanggup mencetak gol.

Tuesday, 3 March 2015

Tips FPL [Gameweek 28]: Perbandingan Duo London

"Sejak 2015, Kane telah mengumpulkan sembilan gol dan tiga asis, lampu hijau masih menyala bagi penyerang berusia 21 tahun. "
Dalam jeda Gameweek 27 dan 28 yang selebar jalanan Dago Pojok di hari kuliah, para manajer akan sibuk mencari pemain Tottenham Hotspur dan Queens Park Rangers untuk dijadikan andalan Fantasy Premier League.

Lumrah untuk mencari pemain dari duo London tersebut mengingat Spurs dan QPR harus bermain dua kali di GW 28. Mengisi jatah dua dari tiga pemain lini depan dengan Kane dan Austin tampaknya menjadi pilihan populer untuk dilakukan.

Benarkah?

Betul bahwa kedua pemain punya kesempatan mendapatkan poin lebih banyak dari jumlah pertandingan mereka, tapi bagaimana dengan performa Kane dan Austin. Sejak 2015, Kane telah mengumpulkan sembilan gol dan tiga asis, lampu hijau masih menyala bagi penyerang berusia 21 tahun. Namun bagi Austin nyalanya lampu mulai berubah menjadi kuning.

Austin yang menyumbangkan 12 gol sebagai ujung tombak QPR pada paruh musim mulai mengalami seret gol. Dari enam pertandingan Premier League di 2015 yang dilakoninya, penyerang bernomor punggung sembilan itu baru mencetak dua gol.

Pertandingan pilihan
Southampton akan menjamu Crystal Palace di GW 28. Akankah the Saints bangkit? Atau Alan Pardew sanggup meneruskan performa tandang sebelumnya ketika meraih poin maksimal di Upton Park?

Ronald Koeman yang bereksperimen di GW 27 dengan menerapkan 5-3-2 untuk menjadikan Clyne dan Bertrand sebagai wing back mendapat pengalaman berharga dengan kekalahan 0-1 dari WBA. Ketika tim asuhan manajer asal Belanda kembali memainkan 4-2-3-1 momentum pertandingan sudah terlambat untuk menyamakan kedudukan dengan tuan rumah.

Bila Southampton sanggup mengembalikan agresivitas, maka laga menjamu Palace dapat mempertontonkan jual beli serangan yang cukup menarik. The Saints dengan rekor gol kebobolan paling sedikit musim ini menghadapi the Eagles yang tampil lebih ofensif sejak ditangani Pardew.

Atau ada "derby London" QPR dan Spurs yang boleh diintip.

Boleh nih
Harry Kane - Pemain yang dibanderol dengan harga 6,2 ini mencatatkan nilai performa 10 dalam 30 hari terakhir di FPL. Dengan angka 10 itu, artinya Kane yang terbaik se-FPL saat ini.

Sadio Mane - Belakangan melihat permainan Graziano Pelle suka bikin sakit hati. Maka beralihlah kepada Mane yang mulai digeser ke depan. Tidak ada alasan khusus.

Philippe Coutinho - Sebagai penampil terbaik Liverpool saat ini dengan nilai performa 6, Coutinho berkesempatan besar menambah pundi-pundi golnya saat menjamu Burnley yang selalu kebobolan dalam 11 pertandingan terakhir.

Kapten
Harry Kane - tenouttaten! Masa masih butuh alasan lain.

Friday, 27 February 2015

Tips FPL [Gameweek 27]: Cari Poin dari Gol di Anfield

"Skrtel, Moreno, dan Clichy dapat dikesampingkan dahulu. Sementara kondisi ini menjadi kabar baik bagi Aguero, Silva, Sterling, Coutinho dan Sturridge."
Fantasy Premier League di Gameweek 27 tidak menyertakan Tottenham Hotspur dan Chelsea, dengan Liverpool menghadapi Manchester City dan Arsenal menjamu Everton sebagai menu utama.

Harus diwaspadai empat tim; Chelsea, Tottenham, Queens Park Rangers dan Leicester City , tidak bermain pekan ini. Artinya nasib buruk bagi kalian yang memiliki Ivanovic, Terry, Eriksen, Kane dan Austin dalam satu tim.

Kehilangan Kane, yang saat ini pemain paling populer dengan menjadi pilihan dari 46% manajer FPL, rasanya memang agak sepet. Sekaligus menjadi bahan yang menarik untuk mencari pengganti yang tepat bagi penyerang Tottenham itu.

Juga disayangkan kita tidak dapat memasang Ivanovic (135 poin) yang memimpin perolehan poin pemain belakang dengan keunggulan yang cukup jauh dari pesaing terdekat Terry (120). Padahal bek asal Serbia tengah panas dengan mencetak dua gol dari tiga GW terakhir.

Mencari pengganti dari dua pemain di atas tidak semudah itu, namun bukan berarti pilihannya terbatas.

Pertandingan pilihan  
Bila ada daftar laga yang wajib disaksikan dalam GW ini, maka pertemuan Liverpool dan Man. City akan berada di puncak. Pekan lalu kedua tim sama-sama mendapatkan clean sheet, tapi jangan berharap banyak hal itu dapat terulang di GW 27. Dan ini bukan bicara soal penampilan the Reds dan the Citizens yang mengecewakan di Eropa.

Dari tujuh pertemuan terakhir the Reds dan the Citizens di seluruh kompetisi selalu terjadi gol. Jumlahnya tidak minim, mencapai rataan di atas 2,5 gol per pertandingan. Terakhir kali mereka mendapatkan clean sheet atas lawannya terjadi di 11 Januari 2012 ketika Liverpool menang 1-0 di Etihad dalam Piala Liga.

Maka lebih baik untuk menghindari memasang pemain belakang dari salah satu tim seperti, Skrtel, Moreno, dan Clichy dapat dikesampingkan dahulu. Sementara kondisi ini menjadi kabar baik bagi Aguero, Silva, Sterling, Coutinho dan Sturridge.

Meski pertemuan akan dilangsungkan di Anfield duet Aguero dan Silva tetap dapat diandalkan oleh para manajer. Dari empat pertandingan terakhir, Aguero sukses mencatatkan 30 poin dan Silva dengan 31 poin. Dari kubu tuan rumah, Coutinho meraih poin paling banyak sepanjang bulan ini dengan 24 poin dan Sterling menyusul dengan 21 poin.

Boleh nih
Kieran Trippier - Mencari bek yang dapat menyumbang poin dari asis? Bila Baines yang bertandang ke Emirates tampak sulit mendapatkannya, maka Trippier muncul sebagai alternatif. Ia memberikan tiga asis dari lima laga terakhir Burnley. 

Papiss Cisse - Newcastle berpotensi mendapatkan poin maksimal menghadapi Aston Villa yang selalu kalah pada lima laga tandang terakhir. Cisse dengan harga 5,4 yang merupakan penyerang paling berbahaya Magpies (10 gol) pun berpotensi menambah pundi-pundi golnya.

Sergio Aguero - Dari delapan pertandingan yang telah dilalui Kun melawan tujuh besar Premier League, ia mencetak tujuh gol dan tiga asis. Tanda bahaya bagi bek Liverpool.

Tahan dulu
Per Mertesacker - Bila Anda mencari pemain Arsenal dengan clean sheet terbanyak maka nama bek Jerman ini akan muncul (8 kali). Tapi melihat penampilannya menghadapi Monaco agaknya harus dipikir-pikir ulang karena Everton sebagai lawan punya potensi bahaya di lini depan.

Wayne Rooney - Ya, benar, Rooney mulai kembali dipercayai oleh Van Gaal untuk kembali mengisi posisi penyerang setelah Falcao mengecewakan dan Van Persie cedera, tapi ia baru mencetak satu gol sepanjang 2015 dan itu pun bukan di Premier League. Belum lagi bila mempertimbangkan harganya di 10,5. Duh.

Dame N'Doye - Eks Lokomotiv Moscow baru bermain tiga pertandingan, tapi sudah mencetak dua gol dan satu asis bagi Hull City yang berbuah 19 poin di FPL. Meski harganya murah dengan 5,5 tapi GW ini the Tigers bertandang ke tempat sulit di Britannia.

Kapten
Sergio Aguero - Memang mahal, tapi penyerang asal Argentina memberikan jaminan poin. #AgueroFC

Thursday, 12 February 2015

Siapa Sih: Danny Ings

Pada Premier League matchday ke-25, Danny Ings berjibaku sendirian di daerah pertahanan Manchester United. Meski Burnley kalah 1-3 di Old Trafford tapi sang penyerang sekali lagi membuktikan mengapa dirinya begitu diminati banyak klub.
Ings tengah menjadi sensasi. Chelsea, Manchester United, Tottenham Hotspur dan Liverpool menjadi klub-klub Inggris yang dikabarkan meminati dirinya. Bahkan usaha membuatnya hengkang dari Burnley juga datang dari klub La Liga, Real Sociedad.
Tidak heran bila melihat apa yang terjadi di Old Trafford, Rabu (11/2) dini hari WIB. Ings bahkan tampil lebih bagus dari nama-nama besar seperti Radamel Falcao, Angel di Maria, Wayne Rooney, dan Robin van Persie. Bisa dikatakan jika tim tamu bertahan dengan layak, Burnley mungkin dapat membawa pulang poin dari Manchester.
Meski demikian, kehebatan Ings tidak kemudian muncul dalam semalam. Pria berusia 22 tahun itu tampil konsisten sebagai penyumbang gol the Clarets dengan sembilan gol (empat terjadi di lima laga terakhir) dan empat asis dari 22 kali bermain di Premier League.
Torehan tersebut membuatnya sebagai pemain Inggris keempat yang paling tajam di musim 2013/2014. Charlie Austin dan Harry Kane sama-sama telah membukukan 13 gol, sedangkan Saido Berahino punya 10 gol, lalu ada nama Ings pada urutan berikutnya.
Namun yang membuat Ings dianggap lebih berperan di lini depan adalah pergerakan tanpa bola, jumlah kesempatan yang berhasil dan operan-operan yang ia berikan kepada rekan-rekannya. Singkatnya, kehadiran penyerang timnas U-12 Inggris itu turut menghidupkan pemain lain di lini depan.
Kini tengah hangat diperbincangkan penyerang keempat yang dapat masuk ke skuad tim nasional Inggris. Manajer Roy Hodgson telah dipastikan menggunakan jasa kapten Wayne Rooney dan Daniel Sturridge sebagai dua pemain di lini depan, dan melihat performa para penyerang Inggris belakangan ini maka Kane akan mengisi pelapis pertama, tapi posisi penyerang keempat diperebutkan oleh setidaknya empat pemain.
Austin, Berahino, Ings dan Danny Welbeck muncul sebagai nama yang siap membuat pusing Hodgson untuk memilih salah satu dari mereka. Celakanya bagi Burnley, jika pemain nomor 10 mereka terpilih maka status Ings sebagai pemain berkualitas pun akan semakin meyakinkan para klub yang lebih besar untuk mengajukan tawaran.
Saat ini tim asuhan Sean Dyche berada di peringkat 18 dengan 13 laga tersisa di Premier League. Kemungkinan degradasi sangat besar terjadi pada tim promosi yang satu ini, tapi bila bertahan pun kuasa untuk menahan Ings tetap bermain di Turf Moor musim depan terbilang kecil.
Jika di Januari muncul begitu banyak tim yang memantau diri Ings, maka persoalan klub mana yang mendapatkan tanda tangannya ketika jendela transfer kembali dibuka pada Juli hanya tinggal menunggu waktu.

-Pertama terbit di Sportsatu.com (13/2).

Wednesday, 4 February 2015

Setahun Sepeninggal Luis Aragones Si Bijak dari Hortaleza

Setahun sudah sosok pelatih kawakan asal Spanyol, Luis Aragones, tutup usia. Ia dikenal sebagai Si Bijak dari Hortaleza, meski kenyataannya tidak selalu seperti itu.
Sebelum meninggal di usia 75 tahun, Aragones mengantarkan tim nasional Spanyol menjuarai Piala Eropa di 2008, gelar pertama La Roja sejak 1964, dan usahanya dalam menyatukan tim menjadi juara membuat publik Spanyol menyematkan "Si Bijak" sebagai panggilan pria kelahiran Hortaleza itu.
Hortaleza sendiri merupakan salah satu dari 21 distrik yang mengelilingi ibu kota Spanyol. Di kota satelit ini, Aragones muda dikenal sebagai sosok yang kerap menyuarakan pendapatnya dengan lantang. Kebiasaan yang akan ia bawa hingga akhir hayat.
Di awal kariernya Aragones membela Getafe dan kemudian pindah ke Real Madrid, namun ia gagal menembus tim utama. Setelah mencoba peruntungan di Real Oviedo dan Real Betis, Aragones kembali ke rumah yaitu , Atletico Madrid. Bersama Los Colchoneros, ia tampil sebanyak 11 musim, lebih dari 350 pertandingan dan mencetak 172 gol.
Saat gantung sepatu, Aragones punya catatan menjuarai La Liga tiga kali dan Copa del Rey (saat itu masih Copa del Generalisimo) dua kali. Tidak butuh waktu lama baginya untuk kemudian terjun ke dunia manajerial. Pada usia 36 tahun ia beranjak menjadi pelatih dari Atletico.
Bagi para pendukungnya, Aragones adalah sosok yang memandang sepak bola dengan cara yang tidak biasa dan memahami olahraga itu lebih baik dari sebagian besar orang lain. Namun, mantan pesepak bola yang dikenal akan kekuatan tendangannya itu kerap dianggap "berbahaya" sebagai pelatih karena mudah berganti-ganti mood.
Perjalanannya dalam dunia manajerial tidak selalu sukses. Setelah menjuarai Piala Intercontinental pada musim pertama sebagai pelatih Atletico, Aragones meneruskannya dengan Piala Liga, Copa del Rey dan Piala Super Spanyol sebelum pindah ke Barcelona.
Di Catalonia, Aragones mempersembahkan satu gelar Copa del Rey di 1987/1988 tapi ia hanya bertahan satu musim bersama Barcelona setelah berada dalam tekanan konflik politik di klub tersebut.
Setelah hengkang dari Barcelona, Aragones menangani sejumlah klub di La Liga, ia juga sempat memimpin Atletico di dua periode berbeda, tapi kesuksesannya tidak sama seperti di era 1970 dan 1980-an. Hingga tibalah ia dalam salah satu momen terpenting pada kariernya ketika menjabat pelatih timnas Spanyol di 2004.
Ya, Aragones memang bukan sosok sempurna. Saat mencoba memotivasi Jose Antonio Reyes pada Oktober 2004, ia membandingkan Reyes dengan Thierry Henry yang disebut sebagai negro de mierda (kulit hitam sial).
"Anda harus percaya diri. Anda lebih baik dari negro de mierda itu," kata Aragones saat tertangkap kamera televisi, dan seketika membuat publik Eropa menghujaninya dengan kritik. Meski situasinya tidak sepanas itu di Spanyol.
Namun demikian, di balik kekurangannya ia juga punya kelebihan. Ketika jabatannya dalam bahaya jelang Piala Eropa 2008, Aragones mengambil langkah berani dengan meninggalkan Raul Gonzalez yang sebelumnya membela skuad La Roja pada Piala Dunia 2006. Ia berhasil menunjukkan Spanyol yang berbeda di 2008.
Aragones memilih membangun tim berdasarkan pragmatisme dan ingin memaksimalkan bakat yang ia punya dalam Andres Iniesta, Xavi Hernandez, Marcos Senna, Fernando Torres, David Villa, David Silva dan Sergio Ramos alih-alih membentuk para pemain itu mengikuti gaya bermain tertentu. Hasilnya adalah permainan kreatif nan enerjik dengan operan pendek yang disertai pergerakan dinamis para pemain asuhannya.
Pria kelahiran 28 Juli 1938 itu menunjukkan gaya bermain tiki-taka kepada dunia; permainan yang didominasi operan, dominasi penguasaan bola, dan sabar menunggu celah di pertahanan lawan. Di partai puncak, siapa lagi bila bukan penyerang Atletico, sekaligus anak emas Aragones, Torres, yang mencetak gol kemenangan Spanyol 1-0 atas Jerman.
Selepas turnamen tersebut, Aragones meninggalkan jabatan pelatih Spanyol dan terakhir melatih Fenerbahce di 2009. Dan lima tahun kemudian ia menghembuskan nafas terakhir di Madrid karena penyakit leukimia.
Berbagai sosok dalam dunia sepak bola dari seluruh dunia menyampaikan rasa hormat mereka kepada Aragones. Tidak terkecuali Raul. "Ia akan dikenang dalam sejarah sebagai teladan dalam sepak bola," ujarnya dikutip dari Marca.
Pada akhirnya, Aragones dikenang sebagai legenda Atletico dan salah satu pelatih terhebat yang pernah dimiliki Spanyol. Si Bijak dari Hortaleza memenuhi harapan yang ditujukan kepadanya, juga turut menyumbangkan warnanya dalam dunia sepak bola.

-Pertama terbit di Sportsatu.com (4/2).